- ANTARA/Reno Esnir
VIVAnews – Omah (50 tahun), korban banjir di Kampung Pulo, Jakarta Timur, kesal karena penderitaan warga masih harus ditambah dengan kehadiran pencopet di lokasi pengungsian, Kamis 17 Januari 2013.
“Tadi ada seorang ibu yang mengambil uang anak saya,” kata Omah di pos pengungsian Kampung Pulo. Ia mengetahui aksi pencopetan itu dari anaknya yang menjadi korban, dan akhirnya berhasil menangkap sang pencopet.
Omah mengatakan, anak perempuannya mengantongi uang Rp70 ribu di saku celananya. Sang anak kemudian merasa ada yang merogoh kantongnya, dan ia langsung mengadukan kepada ibunya bahwa ada yang mencoba mencuri uangnya.
Omah pun melihat aksi sang perempuan pencopet dan mengejarnya di tengah banjir. “Cepat sekali jalan si pencopet,” kata dia. Awalnya pencopet itu sempat lolos, namun Omah dengan gigih terus mencarinya sehingga akhirnya si pencopet tertangkap oleh tangannya sendiri.
Omah kemudian meminta pencopet itu mengembalikan uang anaknya. Si pencopet mengelak, tapi Omah bersikeras. Ia menggeledah pencopet itu dan menemukan uang anaknya disembunyikan di balik kutang si pencopet. Pencopet perempuan itu pun malu dan akhirnya mengembalikan uang anak Omah.
Tak hanya harus berurusan dengan pencopet, pengungsi pun ketakutan dengan isu kebakaran. Alex, salah seorang petugas Tagana, mengatakan semalam tiba-tiba berhembus isu kebakaran di daerah Bidara Cina. “Gara-gara itu semua pengungsi di tempat ini turun semua dan keluar,” ujar Alex.
Dia menceritakan, semalam situasi gelap gulita karena ada pemadaman listrik akibat gardu PLN Cililitan meledak. Gedung pengungsian kosong karena ditinggal semua penghuninya yang khawatir dengan isu kebakaran. Namun setelah dicek, ternyata tidak ada kebakaran dan Alex pun menenangkan warga. Kekacauan selama 30 menit akibat isu kebakaran itu akhirnya mereda. (eh)