- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Sekitar pukul 19.10 WIB, banjir kiriman dari hulu Sungai Ciliwung kembali sampai Jakarta. Air dari sungai yang membelah Ibukota ini pun meluap ke sisi kanan dan kiri Jalan Ahmad Syafei, Tebet. Air tumpah ruah di jalan dengan cepat. Dalam waktu lima menit, jalan yang semula kering, tiba-tiba digenangi air semata kaki.
"Tiba-tiba datang, air naik cepat," ujar Era warga Pondok Kelapa yang sedang melintas di kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat 18 Januari 2013.
Menurut Era, pada pukul 18.00 WIB air belum terlihat menggenangi jalan.
Pengamatan VIVAnews, air memang menggenang dengan cepat. Para pemilik kendaraan bermotor terpaksa memindahkan sepeda motornya ke tempat yang masih kering, bahkan sebagian memutuskan untuk meninggalkan area itu.
Keadaan ini juga memaksa tim SAR, TNI, dan PMI yang tengah melakukan evakuasi mundur ke tempat yang lebih tinggi dan memindahkan posko di sana. Wilayah Bukit Duri dan Kampung Pulo sejak Rabu 16 Januari 2013 menjadi daerah yang paling parah diterjang banjir. Posisi daerah ini yang berada di sekitar Kali Ciliwung menjadi korban banjir pertama di wilayah Jakarta.