Amankan Rumah, Warga Korban Banjir Pluit Tidur di Genteng

Kawasan Pluit terendam banjir
Sumber :
  • VIVAnews/ Rohimat Nurbaya

VIVAnews - Sebagian warga korban banjir Pluit rela tidur di atap rumah demi menjaga keamanan. Mereka khawatir setelah terungkap kasus penjarahan di minimarket Seven Eleven dan perampokan di rumah warga yang terkena banjir di kawasan Pluit Utara, Jakarta Utara pada Minggu lalu.

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia

Meski pihak kepolisian melakukan patroli besar selama 24 jam, hampir seluruh warga di pemukiman elite dekat Pantai Mutiara tersebut meminta kerabat terdekatnya untuk menjaga rumahnya. 

Wakapolda Metro Jaya, Brigadir Jenderal Sudjarno, bersama Kapolres Metro Jakarta Utara, Komisaris Besar M.Iqbal, melakukan patroli selama dua jam di kawasan tersebut.

Gak Minta Kado, Maxime Bouttier Ngarep Quality Time Bareng Luna Maya di Hari Ulang Tahunnya

Patroli dimulai dan diakhiri dari pintu pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Selama patroli menggunakan perahu karet, terlihat kondisi jalan dan perumahan masih terendam banjir hingga dua meter, selain itu, listrik masih dipadamkan sejak Jumat lalu.

Selama patroli pada Senin 21 Januari 2013 malam itu, banyak sekali kendala. "Di antaranya kurang toa atau alat pengeras suara. Alat itu untuk memberitahu jika pihak kepolisian sedang melakukan patroli, sehingga warga tidak perlu takut dan merasa aman selama menjaga rumah," kata Sudjarno usai melakukan patroli, di lokasi, semalam.

Presiden PKS: Ikhtiar Sudah Kita Optimalkan meski Hasil Tak Sesuai dengan Harapan

Alat pengeras suara itu, sangat penting digunakan untuk interaksi warga dengan petugas. Ketika setiap melintasi rumah warga, pihaknya selalu menanyakan kondisi penjaga rumah, apakah kekurangan sesuatu atau tidak.

"Saya harus berteriak untuk menanyakan itu. Bahkan, saya melihat ada yang sampai tidur di genteng untuk menjaga rumahnya," tambahnya.

Selain di kawasan PLTU yang mengarah ke perumahan Pantai Mutiara, petugas juga melakukan patroli secara bergantian di perumahan Pluit Raya, dekat minimarket Superindo yang letaknya tidak jauh dari PLTU. Di sekitar lokasi itu banjir masih sangat tinggi dan belum ada tanda-tanda surut.

Kendala lain saat patroli malam hari, Sudjarno melanjutkan, yakni perahu yang bocor. Sulitnya penerangan mengakibatkan perahu bisa terkena atap pagar rumah yang tajam.

"Sudah ada empat perahu kami yang robek terkena paku, balok, dan bahkan pagar rumah. Saat ini, masih ada 16 perahu lainnya. Untuk yang robek segera diperbaiki agar bisa memudahkan petugas patroli," jelas dia.

Kapolres Metro Jakarta Utara, Komisaris Besar M. Iqbal, menambahkan, para penjaga rumah kebanyakan bukan pemilik. Mereka menyewa orang kepercayaannya untuk menjaga tempat tinggalnya selama pemilik mengungsi.

"Kalau didata, 10 persen saja pemilik asli yang menjaga rumahnya," tuturnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya