Sumber :
- Siti Ruqoyah/VIVAnews
VIVAnews
- Kepolisian Resort Metro Jakarta Barat masih terus mendalami keterangan J, pegawai Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Pusat yang mengeluarkan akta kelahiran berdasarkan data palsu. Besar kemungkinan, J bisa menyeret pegawai yang lain.
"Dalam mengeluarkan surat, dia tidak sendiri, bisa menyasar pegawai yang lain," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikhwanto, kepada wartawan di Jakarta, Rabu 13 Februari 2013. "Kami masih dalami."
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Top Trending: Hal yang Terjadi Jika Indonesia Tak Dijajah hingga Tawuran Brutal Antar Pelajar
"Dalam mengeluarkan surat, dia tidak sendiri, bisa menyasar pegawai yang lain," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikhwanto, kepada wartawan di Jakarta, Rabu 13 Februari 2013. "Kami masih dalami."
Selain itu, pemeriksaan mendalam juga untuk mengetahui berapa jumlah akta palsu yang pernah dia keluarkan. Sebab, ada kemungkinan tak cuma kali ini J memalsukan akta kelahiran. "Selain itu, kami juga akan dalami apakah pembuatan akta itu sudah sesuai aturan atau belum."
Kasus ini mencuat setelah polisi menangkap tujuh anggota sindikat perdagangan bayi, beberapa waktu lalu. Tersangka yang diamankan yakni LD alias T (48) ibu rumah tangga, A (52) ibu rumah tangga, HS alias L (62) mantan bidan, R (51) dukun beranak, M (57) perantara, E (40) ibu rumah tangga dan LS (35) ibu rumah tangga.
Tersangka yang sudah beroperasi sejak 1992 ini diduga memalsukan dokumen akta kelahiran sebagai salah satu syarat pembuatan paspor untuk menyelundupkan bayi-bayi itu ke luar negeri.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Selain itu, pemeriksaan mendalam juga untuk mengetahui berapa jumlah akta palsu yang pernah dia keluarkan. Sebab, ada kemungkinan tak cuma kali ini J memalsukan akta kelahiran. "Selain itu, kami juga akan dalami apakah pembuatan akta itu sudah sesuai aturan atau belum."
