Sumber :
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews -
Lieus Sungkharisma menarik perhatian banyak orang di sela-sela peluncuran proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Kamis 2 Mei 2013. Pria paruh baya tersebut tiba-tiba teriak lantang "Tolak pembangunan MRT Layang" saat Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, meresmikan proyek tersebut.
Lieus, warga Fatmawati, protes kepada Gubernur DKI Jakarta, kenapa MRT yang melintasi Fatmawati, Panglima Polim, Blok M dan Sisingamangaraja dibangun MRT layang. "Kenapa tidak di bawah tanah semua?" ujarnya.
Ia menjelaskan MRT layang akan merugikan masyarakat dan menjadikan wilayah tersebut menjadi kumuh. Pria ini khawatir hadirnya MRT ini akan mematikan usaha dia. "Terus karyawan saya bagaimana? Masa saya harus PHK?" katanya.
Selain itu, ia juga mempertanyakan kondisi Analisis dampak lingkungan (Amdal) yang dinilai tidak jelas, ganti rugi lahan, terbatasnya tempat parkir, rusaknya kawasan hijau dan resapan air.
Ia juga menilai penggunaan rel MRT ini janggal. "Kenapa pemerintah menggunakan rel ukuran 1.067 milimeter, ini tidak lazim. Pemerintah mengatakan akan menggunakan standar internasional. Kalau mengacu internasional maka seharusnya rel 1.463 milimeter, ini yang umum dipakai diseluruh dunia," katanya.
Ia mengancam akan hadir kembali besok untuk penolakan MRT layang dengan jumlah massa yang lebih besar. Ia mengaku sudah mengantongi surat pemberitahuan unjuk rasa dari Polda Metro Jaya. "Kita akan datang kembali dengan seribu orang," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Jokowi menilai aksi penolakan warga tersebut wajar dan mempersilahkan warga untuk menyalurkan aspirasinya. Namun, ia memastikan proyek MRT ini akan tetap jalan demi kepentingan masyarakat yang lebih besar.
"Masa karena penolakan sekelompok orang proyek ini harus berhenti. MRT ini untuk kepentingan masyarakat yang lebih besar dibanding yang menolak," katanya.
Ia menjelaskan pembangunan MRT layang disesuaikan dengan wilayah, kepadatan lalu lintas, jumlah bangunan dan anggaran yang ada. Menurutnya, MRT layang dibangun di wilayah yang tidak terlalu padat dan MRT bawah tanah dibangun di wilayah padat.
Mengenai ukuran rel yang dianggap ganjil ia enggan menjawab. "Itu teknis saya tidak mengerti. Silahkan tanya kontraktornya biar dia yang jelasin," katanya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Mengenai ukuran rel yang dianggap ganjil ia enggan menjawab. "Itu teknis saya tidak mengerti. Silahkan tanya kontraktornya biar dia yang jelasin," katanya.