- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo berharap dua rumah sakit yang mundur dari program Kartu Jakarta Sehat (KJS) sadar bahwa rumah sakit dan dokter harus memiliki sisi sosial dan kemanusiaan. Gubernur yang biasa disapa Jokowi ini bersikukuh 14 RS lainnya tidak mundur dari KJS.
"Misal ada perang, musuh yang sakit pun wajib disembuhkan. Apalagi ini rakyat kita sendiri," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Rabu 22 Mei 2013.
Kalau memang ada masalah dalam pelaksanaan KJS, RS dipersilakan datang kepadanya dan membahas solusinya. "Tidak langsung mundur. Sebab, KJS ini akan dijadikan acuan nasional oleh Kementerian Kesehatan," jelas Jokowi.
Dia lantas menjelaskan bahwa premi sebesar Rp23 ribu itu sudah besar. Nantinya, Jakarta akan menjadi acuan nasional. Jika premi di Jakarta terlalu tinggi, Jokowi khawatir, daerah lain sulit mengikuti. "Kami ingin ingin selalu bersama-sama dengan Kemenkes untuk menyelesaikan masalah yang ada di Jakarta," ucap Jokowi.
KJS, imbuhnya, merupakan program yang besar sehingga keputusan tidak bisa diambil secara sepihak. "Kalau ada masalah kita selesaikan secara baik-baik," tegasnya lagi.
Sebelumnya diberitakan, ada 16 RS dari 92 RS yang terintegrasi dengan KJS, menyatakan mundur. Dua RS telah menyampaikan surat resmi, yakni RS Thamrin dan RS Admira.
Sementara 14 lainnya baru menyatakan secara lisan. Hal tersebut diungkapkan dalam rapat antara Komisi E bidang Kesehatan DPRD DKI, Dinas Kesehatan DKI, dengan pihak RS di kantor DPRD pada Kamis, 16 Mei 2013 lalu.
Apa alasan mereka? Baca selengkapnya di
Bakal Nikahi Wiwiet Tatung, Anwar Fuady Ungkap Jatuh Cinta di Usia Senja Beda Rasanya
Dalam kesempatan itu, Anwar Fuady juga mengungkap bahwa dirinya dengan Wiwiet memiliki harapan untuk menjalin pernikahan sampai maut memisahkan.
