Ahok Akan Komersialkan Pengelolaan Sampah Jakarta

Tumpukan Sampah di Pintu Air Manggarai
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
- Data Dinas Kebersihan DKI Jakarta menyatakan jumlah sampah rata-rata mencapai 6.500 ton per hari. Dari jumlah tersebut hanya 88 persen saja yang bisa ditangani Pemprov DKI Jakarta.


Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama mengatakan sudah tidak sanggup menangani jumlah sampah yang diperhitungkan akan bertambah setiap tahunnya. "Kami minta bantuan swasta. Pelibatan pihak swasta telah diatur dalam Perda Pengelolaan Sampah, khususnya pada Pasal 30 ayat 1. Begitu juga soal pengangkutan sampah kawasan dalam Pasal 36 ayat 1," katanya di Balaikota, Rabu 4 September 2013.


Untuk penanganan ini Ahok menawarkan konsep
business to business
(B to B). "Dengan B to B, para penanggung jawab kawasan komersial akan menjalin kerja sama dengan mitra kerja swasta yang resmi terdaftar di Dinas Kebersihan. Untuk mengelola dan membuang sampah langsung ke TPST Bantargebang tanpa subsidi Pemprov DKI," katanya.


Konsep akan mulai diujicobakan di kawasan elite dan perkantoran. Tempat-tempat ini diharuskan untuk mengelola sampah secara mandiri. "Kami ke depan mau nol APBD untuk sampah, syukur-syukur dapat duit," kata Ahok sambil tertawa.


Fakta Terbaru Pemilik Akun FB Icha Shakila yang Suruh 2 Ibu Muda Lecehkan Anak Kandung
Perlahan pengolahan sampah oleh swasta ini juga akan diterapkan di rusun-rusun. "Kita lagi bangun banyak sekali rusun. Akan banyak sampah di tempat ini yang harus dikelola," ujarnya.

Polemik Visa Bermasalah, Calon Jemaah Haji Ilegal Diminta Pulang ke Tanah Air

Mantan Bupati Belitung Timur ini berupaya mengkomersialkan pengelolaan sampah ibu kota. Ia percaya ini bagian dari upaya menutupi sarana yang dimiliki pihaknya. "Kita nyatakan perang terhadap sampah. Kita kerjasama dengan swasta," katanya.
PDIP Kritik Gibran Bagi-bagi Buku Bergambar Jan Ethes di Jawa Timur
Warga Lampung Selatan protes masak batu kerikil

Protes Ganti Rugi Lahan Tol Trans Sumatera Belum Cair, Warga Bikin Aksi Masak Batu Kerikil

Warga merasa dirugikan dengan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) karena tak ada kejelasan ganti rugi lahan.

img_title
VIVA.co.id
9 Juni 2024