Video Mesum Siswi SMP Diduga Dilakukan Sengaja, Ini Kata Komnas PA

Korban yang telah diperkosa.
Sumber :
  • istockphoto
VIVAnews - Polisi telah memeriksa seorang siswi SMP di Jakarta Pusat yang menjadi saksi sekaligus korban dalam kasus video mesum yang sepekan belakangan ramai dibicarakan. Dalam keterangannya, siswi tetap kukuh bahwa dia berada dibawah ancaman A, teman sekolahnya, saat memperagakan adegan intim yang tak senonoh tersebut.

"Saat dikonfrontir dengan keterangan saksi-saksi sebelumnya oleh polisi, saksi korban konsisten bahwa dia terpaksa melakukan itu karena ancaman video itu akan disebar," ujar Ketua Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, kepada VIVAnews, Minggu 27 Oktober 2013.

Arist mengatakan, video mesum itu telah dibuat sebanyak tiga kali. Pada pembuatan video pertama, korban bersedia direkam beradegan intim dengan seorang pelajar berusia 15, karena .

"Guru D adalah guru yang menentukan siswa SMP itu masuk ke kelas unggulan. Korban adalah salah satu anak yang terpilih masuk dalam kelas tersebut," jelas Arist.

Jangan Ragukan Nasionalisme Pemain Naturalisasi Indonesia
Dalam video yang beredar ke khalayak, saat melakukan adegan demi adegan. Beberapa kali justru dia tampak tertawa dan menuruti arahan seseorang yang merekam adegan intim keduanya, seakan dilakukan dengan sengaja.

Detik-detik Pelaku Dugaan Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur Diamuk Massa
Namun, hal ini langsung dibantah Arist. Menurutnya, video yang disebar itu adalah video terakhir. Sedangkan pada video pertama dan kedua, bisa dilihat wajah keduanya cukup tertekan.

Terpopuler: Pengakuan Shin Tae-yong ke Ernando, Kata Pelatih Australia Usai Dihajar Timnas Indonesia
"Video 1 dan 2 ada ancaman, video ketiga itu bisa dilihat tidak ada ekspresi nafsu. Itu diperintahkan. Anak-anak yang memerintahkan itu juga bisa dikenakan UU ITE," tegas dia.

Keluarga korban tak terima

Kasus video mesum ini menyedot perhatian publik selama dua pekan ini. Bukan hanya pihak sekolah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh pun ikut angkat bicara soal perilaku siswa yang tak senonoh ini.

K dengan semua tudingan yang diarahkan. Untuk menjelaskan perkara tersebut, rencananya pihak keluarga akan menggelar jumpa pers pada Selasa 29 Oktober 2013.

"Keluarga besar korban akan buat pernyataan, mereka akan protes pernyataan kepala sekolah, dinas pendidikan, kepolisian dan Mendikbud terkait kasus yang menimpa  korban. Mereka akan meluruskannya di kantor Komnas PA," kata Arist.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya