- ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVAnews - Menerobos perlintasan kereta api sepertinya sudah menjadi salah satu kebiasaan yang sulit diubah masyarakat Jakarta. Di perlintasan kereta Jalan Industri Rajawali, Gunung Sahari, Sawah Besar, Jakarta Pusat misalnya, petugas yang menjaga pintu tersebut mengaku kesulitan mengatur.
"Saya harus sabar kalau di sini," ujar Hariwianto saat ditemui VIVAnews di Pos Perlintasan Industri.
Disampaikan Hariwiyanto, selain harus sabar, dia bersama petugas lainnya harus bekerja keras, sebab walaupun alarm sudah dibunyikan, para pengendara tetap menerobos. Padahal kereta yang melintas jedanya hanya tiap dua menit.
Yang menjadi permasalahan lainnya adalah ketika lalu lintas di pintu kereta Industri itu telah terkunci dan macet total. "Kami harus berusaha mengejar kereta yang sedang berjalan untuk memberi tanda bahaya," kata dia.
Berdasarkan pantauan VIVAnews, perlintasan Industri sendiri merupakan jalan dua jalur yang lalu lintasnya sangat padat. Ditambah lagi ada persimpangan yang melintang. Meski sudah ada rambu-rambu tidak boleh melintas. Tetapi para pengendara tetap nekat menerobos perlintasan.
Salah satu pengguna jalan, Andi (34) terlihat nekat menerobos pintu perlintasan meski alarm sudah berbunyi. Pengemudi Suzuki APV itu mengaku sudah biasa melakukan hal itu.
Senin 9 Desember 2013, terjadi kecelakaan maut melibatkan KRL dengan sebuah truk bermuatan BBM 24 kiloliter. Akibat tabrakan itu, terjadi kebakaran besar di lokasi. Tujuh penumpang kereta termasuk masinis tewas, puluhan lainnya mengalami luka bakar dan masih dirawat di beberapa rumah sakit.
Polisi sendiri sudah melakukan olah tempat kejadian perkara. Petugas berencana melakukan di seluruh perlintasan kereta api agar tidak ada lagi kecelakaan. (umi)