Ini Modus Penganiayaan Sadis pada Mahasiswa STIP

Polisi mengamankan barang bukti baju korban
Sumber :
  • VIVAnews/Amal Nur Ngazis
VIVAnews - Polres Metro Jakarta Utara mengungkapkan modus penganiayaan yang menewaskan salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Utara, Dimas Dikita Handoko.

Selain Dimas, senior STIP yang duduk di semester II, juga menganiaya 6 rekan Dimas yang masih duduk di semester I.

Dalam keterangan pers yang digelar di aula Mapolres, Sabtu 26 April 2014 dijelaskan bagaimana mahasiswa senior itu menyiksa secara sadis korban.

"Pelaku ditegur oleh seniornya yang semester IV, kalau korban dianggap tidak respek dan tidak kompak," ujar Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes M. Iqbal.

Nikah Beda Agama, 5 Artis Ini Jalankan Puasa Ramadhan Tanpa Pasangan
Mendapat teguran itu, selanjutnya pelaku memanggil para korban ke tempat kos pelaku di Jalan Kebon Baru Blok R Gang II Nomor 29 RT 17 RW 12 Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara.

Terpopuler: Harga Pemain Timnas Indonesia Paling Mahal, Naturalisasi Shin Tae-yong
"Di tempat kos itu korban diceramahi oleh para tersangka," ujarnya.

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023 Ungkap Keamanan saat Peliputan Belum Terjamin Penuh
Tak puas menceramahi para korban, pelaku memukuli para korban pada bagian perut, dada dan ulu hati para korban. Bukan hanya memukul, pelaku juga menendang kaki, perut serta menampar pipi masing-masing korban.

Di tengah pemukulan itu, korban Dimas mengerang kesakitan. Tapi dua tersangka, FACH dan AD, tak iba. Justru keduanya terus memukuli, menendang dan menampar Dimas hingga terjatuh.

"Lalu korban Dimas pingsan. Dan diberikan minyak angin pada lubang hidungnya agar siuman. Korban juga diciprati dengan air di gayung. Tapi korban tetap tak sadar," katanya.

Melihat korban tetap tak sadar, pelaku kemudian membawa Dimas ke Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Utara. "Namun ternyata korban sudah meninggal dunia," ujar Iqbal.

Lalu, peristiwa itu dilaporkan ke polisi oleh Satpam RS Pelabuhan Jakarta Utara.

Hasil autopsi menyebutkan korban tewas akibat mengalami pendarahan parah pada bagian otak. Diduga itu disebabkan benturan keras.

"Untuk itu kami akan merekonstruksi ini, agar jelas," kata Iqbal. (eh)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya