Polisi Ungkap Bisnis Prostitusi Pelajar SMA di Depok

Ilustrasi wanita penghibur atau PSK
Sumber :
  • iStock

VIVAnews - Paska terungkapnya kasus prostitusi di kalangan pelajar Depok, polisi menargetkan operasi di seluruh sekolah di wilayah kota itu.

Hal ini ditegaskan Kepala Bagian Operasional Polresta Depok, Komisaris Tri Yulianto saat menggelar apel pasukan di Mapolresta Depok, Senin 12 Januari 2015.

"Kasus ini menjadi peringatan keras buat kita. Untuk itu saya mengimbau agar beberapa unit di Polres untuk menyentuh sekolah-sekolah yang ada," kata Tri.

Berdasarkan kasus yang menjerat R siswi kelas 1 SMK swasta di Depok, bisnis haram ini berkedok kafe. R diiming-imingi imbalan Rp500 ribu untuk sekali kencan.

"Yang saya ketahui, uang Rp500 ribu itu dibagi tiga. Rp300 ribu untuk si R, lalu Rp100 ribu untuk D yang juga siswi SMK alias satu sekolahan dengan R karena dia yang mengajak, kemudian Rp100 ribu lagi untuk 'mami'nya yang mencari pelanggan," jelas Tri.

"Yang jelas, kami dari kepolisian dan mengajak Pemkot Depok untuk ikut aktif. Kami sudah lebih dulu melakukan razia dan itu rutin kami gelar di sekolah-sekolah," kata dia.

Kronologi kasus

Ketahuan Curi Motor, Pria Ini Jadi Bulan-bulanan Warga

Kasus ini terungkap setelah Agus, orang tua R (16) tahun yang anaknya menjadi korban pekerja seks komersil (PSK) itu melapor ke polisi. Dari pengakuan korbannya diketahui, awalnya ia diiming-imingi bekerja di sebuah kafe oleh D, remaja yang juga berstatus siswi SMK alias teman sekelas korban.

"Ketahuannya setelah teman pria anak saya memberikan informasi bahwa selama ini putri saya telah ditipu oleh temannya dijanjiin bekerja di sebuah kafe. Namun kenyataannya malah dijual ke pria hidung belang oleh sesama teman satu kelasnya sendiri," kata Agus saat dimintai keterangan oleh petugas penyidik Polresta Depok.

Orangtua korban yang berprofesi sebagai sopir angkot ini sebelumnya sempat menemui kendala saat sang putrinya tersebut tidak mau mengakui perbuatan teman satu sekolahnya itu.

"Tadinya enggak mau ngaku, tapi setelah saya paksa akhirnya ngaku juga. Anak saya telah dijual Rp500 ribu untuk setiap kali kencan," tambahnya.

R pun tak menampik hal itu, dihadapan penyidik ia mengaku diajak bekerja di sebuah kafe di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.  Di sana dia dikenali sama seorang wanita muda dengan sebutan "Mami". "Saya dibayar Rp500 ribuan untuk sekali kencan," ucapnya singkat.

Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Unit PPA) Polresta Depok Iptu Elli Padiansari mengaku dirinya masih butuh penyelidikan lebih dalam. Pasalnya, keterangan korban berbeda.

"Sebenarnya tidak ada iming-iming, kemauan mereka sendiri. TKP nya masih belum jelas, ini yang sedang kami telusuri," kata Elli.

Ditangkap, Koordinator Anak-anak Mengemis di Blok M
Ilustrasi kekerasan pada anak.

Anak Korban Sindikat Pengemis Sudah di Rumah Aman

Jika bukan anak dari pelaku, akan dicari keluarganya.

img_title
VIVA.co.id
26 Maret 2016