Bank DKI Dapat Suntikan Dana Rp500 Miliar

Gubernur DKI Jakarta Ahok
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAcoid - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyuntik dana Rp500 miliar kepada PT. Bank DKI. Penyuntikan dana dilakukan melalui mekanisme Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) yang diajukan kepada DPRD DKI melalui salah satu pos anggaran dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2015.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan, dengan disuntikannya dana itu, maka jajaran direksi Bank DKI wajib meningkatkan status banknya menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha Kategori III (BUKU III).

"Bank Jabar Banten sama Bank Jatim saja sudah BUKU III. Nah saya bilang, kenapa kita juga enggak?" ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 15 Januari 2015.

Ahok menjelaskan, dengan perubahan status menjadi BUKU III itu, maka Bank DKI akan mempunyai cakupan operasional di seluruh Indonesia seperti halnya Bank Jabar Banten dan Bank Jatim yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsinya masing-masing.

Rusun Cup, Cara DKI Memanusiakan Mantan Pemukim Ilegal

Dana sebesar Rp500 miliar sendiri berasal dari anggaran PMP serupa yang dialihkan dari PT. Transportasi Jakarta. Dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUAPPAS), PT. Transportasi Jakarta mendapatkan PMP sebesar Rp1 triliun. Namun dalam pembahasannya di DPRD, sebagian anggaran itu akhirnya dialihkan kepada PT. Bank DKI.

Ahok menilai, PT. Transportasi Jakarta tidak perlu mendapatkan PMP yang terlalu besar. Hal itu karena BUMD yang mengurusi transportasi itu juga mendapatkan anggaran PSO (Public Service Obligation) yang digunakan untuk mensubsidi tiket penumpang moda transportasi TransJakarta busway hingga mencapai Rp1 triliun.

Selain itu, penundaan pembelian bus-bus TransJakarta juga menjadi salah satu penyebab dibatalkannya penggelontoran dana yang besar kepada PT. Transportasi Jakarta di APBD DKI 2015.

Pembatalan itu dikarenakan para produsen bus belum bisa menyediakan kendaraan yang siap dibeli. Hal ini secara otomatis membuat rencana pembelian bus TransJakarta besar-besaran yang akan dilakukan di tahun 2015 ini menjadi sedikit tertunda.

"Hino atau Mercedes baru mau mulai produksi di bulan April. Kalau mereka sudah memasukkan produk busnya ke e-catalog, baru kita mulai beli. Sementara produksinya butuh waktu, kita pakai dulu uang untuk beli bus-busnya untuk menaikkan status Bank DKI," kata Ahok.

Alasan Lelang Proyek Anak Buah Ahok Selalu Gagal
Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Soni Sumarsono

Pengganti Ahok Minta Demonstran Tak Terprovokasi

Pendemo boleh unjuk rasa asalkan tertib.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016