Indonesia Darurat Pornografi, Pelaku Masih Senyum di TV

ilustrasi pria menonton film porno
Sumber :
  • istock

VIVA.co.id - Anggota DPD RI, Fahira Idris, mengatakan pemerintah harus serius menangani kasus kekerasan seksual, apalagi yang menimpa anak di bawah umur. Dia juga mengusulkan adanya pengawasan ketat dari masyarakat dan polisi.

Menurutnya, lebih 45 persen kasus pelecehan seksual dan perkosaan, pelaku juga banyak yang masih di bawah umur. Ini bisa terjadi lantaran terpengaruh oleh konten pornografi yang pernah mereka lihat, terutama lewat internet dan ponsel.

“Ini sudah darurat. Perempuan dan anak lah yang paling banyak menderita akibat begitu mudahnya konten pornografi didapat di negeri ini," ujar Fahira dalam pesan tertulisnya pada VIVA.co.id.

Fahira yang juga Wakil Ketua Komite III DPD yang bidang kerjanya antara lain perlindungan anak dan perempuan, agama, pendidikan, serta budaya, menilai pemerintah belum serius menangani hal tersebut.

"Untuk itu saatnya kita punya polisi siber,” jelas Fahira.

Dia menuturkan, penyebaran konten pornografi bisa dicegah jika pemerintah bisa menggandeng masyarakat, terutama pengguna internet untuk bergerak memberantas konten atau situs porno sampai ke akar-akarnya.

Menurutnya, pelibatan masyarakat menjadi penting, karena konten porno seperti jamur di musim hujan yang akan terus muncul. "Saya rasa kalau paradigmanya perlindungan anak dan perempuan, masyarakat akan sukarela membantu,” kata dia.

Polisi, lanjut Fahira, diminta juga bertindak cepat jika menemukan laporan dari warga mengenai kasus tersebut.

“Lacak IP Address-nya, identifikasi punya siapa dan siapa pengelolanya, tangkap, hukum berat agar jera. Untuk konten yang berasal dari luar, segera diblokir. Saya rasa Polri kita punya sumber daya yang mumpuni untuk melakukan ini. Masa kalah canggih sama pemilik dan pengelola konten porno,” tambah dia.

Fahira menyarankan agar pemberantasan pornografi juga harus jadi gerakan nasional sama halnya dengan korupsi. Publik juga harus memberi sanksi sosial bagi mereka-mereka yang terlibat dalam pembuatan dan penyebaran pornografi yang merusak generasi muda.

“Jangan seperti sekarang, pelaku pornografi yang kebetulan publik figur, bisa senyum-senyum di layar kaca. Harus ada sanksi sosial, dan itu tugas kita sebagai masyarakat,” ujarnya. (one)

Video Porno Disebar Mantan, Wanita Ini Siap Bantu Korban
Ilustrasi peretas (hacker).

Ahli Keamanan: Hati-hati Akses xHamster, Pornhub dan YouPorn

Polanya masih tidak jelas dan dianggap sangat aneh.

img_title
VIVA.co.id
30 September 2015