- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Setelah Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, kali ini bagian Dinas Marga yang disemprot GubernurBasuki Tjahaja Purnama terkait banjir yang merendam ibukota.
Menurut Ahok, peninggian jalan di wilayah-wilayah yang sering tergenang banjir yang dilakukan Dinas Bina Marga sebagai solusi menuntaskan banjir adalah salah besar.
"Kalau banjir, ya selesaikan masalah banjirnya dong. Bukannya dinaikin. Kalau dinaikin, nanti lubang-lubang saluran airnya malah tertutup lagi," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 11 Februari 2015.
Salah satu contohnya dapat dilihat di kawasan industri Pulogadung, Jakarta Timur. Seluruh ruas jalan di kawasan ini tengah ditinggikan.
Dampaknya, sejak beberapa hari terakhi ini, kawasan industri terbesar di Jakarta itu terendam banjir hingga ketinggi 60 sentimeter.
Sebelum menyemprot instansi-instansi di bawahnya, Ahok sempat menduga banjir yang menerjang Jakarta, terutama di kantornya, akibat sabotase pihak tertentu. Belakangan ketahuan air yang menggenangi kantornya 'disabotase' sampah kardus yang menyumbat saluran pembuangan air di Balai Kota.
Tidak puas, Ahok lalu menuding PLN sebagai biang kerok banjir di sekitar Ring 1 Jakarta, kawasan Istana dan Balai Kota. Ahok marah karena PLN seenaknya mematikan aliran listrik di kawasan Waduk Pluit yang menyebabkan air meluber ke mana-mana. PLN tak mau kalah. BUMN ini beralasan harus mematikan listrik di kawasan itu agar tidak mencelakakan warga yang rumahnya kebanjiran. Pemprov DKI disarankan membeli genset sendiri untuk memenuhi kebutuhan listrik di saat emergency.
Masih belum puas, Ahok juga memarahi Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta karena pembangunan trotoar dianggap menutup tali air sehingga, aliran air menjadi tidak lancar.
Baca juga: