- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersikukuh mempertahankan mata anggaran pengadaan mesin ketik (tik). Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) meminta Pemprov untuk mengevaluasi mata anggaran itu.
Ahok menuturkan, pengadaan mesin tik akan dipertahankan, karena Pemprov DKI Jakarta sangat membutuhkan alat itu sebagai perangkat darurat. "Mesin tik dibutuhkan kalau mesin printer yang dipakai buat cetak kuitansi di kelurahan jebol," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 19 Maret 2015.
Ahok menjelaskan, besaran penganggaran yang diajukan untuk pengadaan mesin tik itu masih dalam batas wajar.
Harga sebuah perangkat mesin tik, kata dia, kisarannya tidak akan lebih dari Rp300 hingga Rp500 ribu. Sehingga bila Pemprov DKI mengajukan anggaran ratusan juta untuk pengadaan perangkat itu, Ahok mengatakan bahwa hal itu masih bisa dibilang rasional.
"Kalau harga satu mesin tiknya Rp3 miliar, itu baru gila," ujar Ahok.
Berdasarkan dokumen evaluasi Kemendagri, Pemprov DKI diketahui mengajukan total anggaran sebesar Rp1,7 miliar untuk keperluan pengadaan perangkat mesin tik di enam lokasi.
Rinciannya adalah Rp74.250.000 dalam mata anggaran kegiatan pengadaan sarana pengelolaan keuangan daerah di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Rp29.700.000 dalam mata anggaran dukungan satuan pelaksana Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di seluruh kelurahan di wilayah Kecamatan Gambir.
Rp39.600.000 dalam mata anggaran dukungan satuan pelaksana PTSP di seluruh kelurahan di wilayah Kecamatan Kebon Jeruk, Rp30.250.000 dalam mata anggaran dukungan satuan pelaksana PTSP di seluruh kelurahan di wilayah Kebayoran Baru, dan Rp39.600.000 dalam mata anggaran pemeliharaan sarana kantor Puskesmas di Kecamatan Makassar. (ren)
