Kisah Pilu di Balik Aksi Sadis Begal Membunuh Juragan Beras

Membunuh keluarganya sendiri
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Aplikasi Antibegal Bikinan Mahasiswa ITS
- Wanita bernama Ani itu tak kuasa membendung air matanya. Sesekali dari mulutnya, terlontar kalimat yang menggambarkan betapa ia sangat kehilangan atas kematian ayahnda tercinta.

Modus Baru Begal, Pura-pura Tersenggol Motor Korban

"Jangan ditutup. Papa kegelapan. Papa nggak bisa napas. Papa butuh Teteh. Ayo bawa Papa pulang. Kenapa Papa cuma mau ketemu Mama?" ujar Ani saat keluarga mulai menurunkan jasad sang ayah ke liang lahat.
Ibu Rumah Tangga Jual Ribuan 'Pil Setan' ke Begal


Tangan Ani berusaha meraih jasad ayahnya. Namun, ia tak kuasa menjangkaunya, tubuhnya lunglai dan jatuh dipelukan sanak saudaranya.

Dengan air mata yang terus mengalir, Ani hanya dapat menatapi jasad sang ayah perlahan mulai ditutupi tanah merah pemakaman umum Pondok Rangon, Jakarta Timur.

Hanya beberapa langkah dari Ani, berdiri tegak pemuda bernama Doni, ia adalah kakak Ani.
 

Doni berusaha tegar melihat ayahnya dikebumikan. Namun, ia tak memiliki kekuatan lebih untuk dapat menyaksikan prosesi pemakaman hingga usai, ia pun jatuh tak sadarkan diri di antara puluhan pelayat.


Kematian Mamat Surahmat menjadi pukulan terberat dalam kehidupan Ani dan Doni, bagaimana tidak, Mamat adalah satu-satunya sandaran hidup mereka setelah ibunda mereka meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.


Yang lebih memilukan, Mamat meninggalkan Ani dan Doni dalam kondisi mengenaskan, ia meregang nyawa di depan Swalayan Naga, Jalan Raya Bogor, Ciracas, Jakarta Timur dengan tubuh bersimbah darah.


"Jadi korban ditembak di bagian pinggang kiri dan luka bacok pada lengan kiri," kata Jupriono," kata Kepala Unit Satuan Reskrim Polsek Metro Ciracas, AKP Jupriono, Minggu kemarin.


Mamat tewas mengenaskan di tangan empat begal bersenjata api yang ingin menguasai uang ratusan juta hasil berjualan yang hendak dibawa Mamat pulang dari toko kelontongnya di Pasar Ciracas.


"Saat itu pelaku langsung menembak korban dan membacoknya. Salah satu pelaku mengambil tas milik korban dan kabur," papar Jupriono.


Selanjutnya Detik-detik Pembegalan Sadis..
.




Detik-detik Pembegalan Sadis

Sabtu petang itu, 21 Maret 2015, suasana di Pasar Ciracas cukup ramai meski jarum jam telah menunjukkan pukul 18.00 WIB dan kumandang adzan Maghrib sudah mulai dikumandangkan.


Di salah satu toko kelontong penjual beras di pasar itu, terlihat Mamat dan beberapa pekerjanya mulai merapikan barang dagangan tanda mereka bersiap  menutup toko itu.


Seperti biasa, usai menutup toko, sang juragan beras itu menyempatkan diri untuk menghitung seluruh uang hasil berjualan dan memasukannya ke dalam tas kecil kesayangannya.


Sebelum meninggalkan toko, ia menyempatkan diri menunaikan salat Maghrib.


"Ia pulang sekitar pukul 18.30 setelah adzan Magrib dengan mengendarai motor
Yamaha RX-King
," kata adik ipar Mamat, Sukria Ramadhani mengisahkan.


Mamat tak menyangka perjalanannya kali ini adalah perjalanan terakhirnya. Karena, cuaca masih cerah dan suasana jalanan pun masih ramai.


Ia memacu sepeda motor dengan kecepatan sedang. Namun, tanpa disadari Mamat, di belakang sepeda motor yang dikendarainyanya, dua sepeda motor tak dikenal membuntutinya.


Saat melaju di Jalan Raya Bogor tepatnya di kilometer 25, dua sepeda motor yang ditumpangi empat begal itu memepet sepeda motor yang dikendarai Mamat.


Seorang begal mengeluarkan senjata tajam dan langsung membacok lengan kanan Mamat. Tak hanya itu, seorang begal lainnya yang berada di sepeda motor berbeda mengeluarkan sepucuk senjata api dan menembak perut Mamat dari jarak dekat.


"Ia dibacok, lalu ditembak. Pak Rahmat meninggal di tempat," ujar Sukria.


Mamat terjatuh bersama sepeda motornya di tengah keramaian arus lalu lintas. Tas berisi uang yang diduga berjumlah Rp500 juta dirampas pelaku.


Mamat tewas di tangan perampok tanpa ada seorang pun yang menyelamatkannya. (umi)


![vivamore="
Baca Juga
:"]





[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya