Cerita Keramat Masjid Kampung Bandan

Masjid Keramat di Kampung Bandan, Jakarta Utara.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko

VIVA.co.id - Selain pohon kurma, di Masjid Keramat Kampung Bandan terletak di Jalan Lodan, Jakarta Utara, juga terdapat sumur tua yang berumur sama dengan bangunan masjid ini.

Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol

Habib Alwi, penjaga masjid ini, mengatakan Habib Abdurrahman sengaja membuat sumur tersebut untuk wudhu bagi orang yang akan shalat di masjid ini. Sumur tua tersebut terletak tepat di depan mimbar masjid.

(Baca: )

Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI

Awalnya sumur itu tempatnya di luar masjid. Tapi karena masjid ini tidak bisa lagi menampung para jamaah, akhirnya direnovasi dan bangunannya diperluas. Karena sumur letaknya berdekatan dengan mimbar, maka terpaksa ditutup.

Agar tetap digunakan, Habib Alwi memasang pipa dan menyedotnya menggunakan mesin pompa. Air sumur tua ini hanya dipakai untuk wudhu dan tidak pernah dipakai untuk mandi, apalagi untuk mencuci pakaian.

Sejak digali pada 1789 sampai sekarang, air sumur ini tidak pernah kering meski musim kemarau berkepanjangan. Anehnya lagi, rasa air sumur ini sama seperti air Zamzam yang berada di Makkah. Bahkan untuk meminumnya, tidak perlu dimasak terlebih dulu.

Selain memiliki keajaiban, air sumur ini juga bisa digunakan sebagai obat dan segala keperluan. Biasanya orang yang melakukan ziarah akan meminta air sumur pada Habib Alwi sebagai bekal.

Banyak cerita mistis di masjid yang di dalamnya  terdapat makam habib yakni, makam Habib Mohammad bin Umar Al-Qudsi (wafat pada 23 Muharram 1118 H), Habib Ali bin Abdurrahman Ba’ Alwi (wafat 15 Ramadhan 1122 H), dan Habib Abdurahman bin Alwi Asy-Syathri (wafat 18 Muharam 1326 H), pendiri masjid.

Satu di antaranya saat jalan tol layang hendak dibangun di sekitar makam pada 1994. Pengembang proyek berkeras membangun jalan layang melintas di atas makam. Pada saat itu, rencananya sebagian halaman masjid akan digusur untuk jalan layang tersebut. Jika terlaksana, letak masjid tersebut nantinya akan berada di bawah jalan layang.

Namun, pada saat pembangunan tiang penyangga jalan tersebut patah dan ambruk. Pembangunan akhirnya dilakukan dengan cara manual, tapi tetap saja tiang penyangga tidak bisa berdiri kokoh.

Keanehan lain juga terjadi, pada saat itu, para pekerja terus mengejar pengerjaan jalan tol yang dirasakan sudah terlambat tersebut dengan tetap bekerja pada hari Jumat, tanpa menghiraukan imbauan pengurus masjid untuk tidak melakukan aktivitas pembangunan pada hari tersebut. Akhirnya, semua beton dan tiang penyangga yang sedang dikerjakan hancur dan menewaskan banyak pekerjanya.

Konon pemimpin proyek pembangunan jalan tol tidak melihat ada masjid ini pada saat melakukan penelitian dan pemotretan dari udara. Baru setelah kejadian ambruknya tiang penyangga yang menewaskan beberapa pekerja, pimpro datang ke masjid. Mereka baru mengetahui kalau masjid ini keramat dan akhirnya sepakat untuk menggeser area jalan tol ke sebelah selatan.

“Pengembang akhirnya mengalah dan membelokkan arah jalan tol, agar tidak lewat di atas makam," kata Alwi.

Pada 2001 hanya kompleks masjid dan pemakaman ini yang terbebas dari jilatan api. Padahal rumah-rumah dalam radius satu RW dari pemakaman ludes terbakar. "Jelaga bekas terbakar saja tidak ada di sekitar pagar beton makam," katanya.

![vivamore="
Pria Ini Sampaikan Kemerdekaan Indonesia ke Dunia
Baca Juga :"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya