- Foto: VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
Bahkan Iyung, ketua RW setempat, yang berada tak jauh dari lokasi penyekapan di kawasan Ratu Jaya, Cipayung, Depok mengungkapkan, pria bertato ini juga kerap bikin onar sehingga bikin resah warga. "Dia ini sering berurusan dengan polisi. Kan dia juga baru keluar dari LP Salemba setahun lalu karena mencuri motor polisi," kata Iyung kepada VIVA.co.id, Rabu 25 Maret 2015.
Menurut Iyung, karena seringnya bermasalah dan berurusan dengan polisi, warga pun enggan bergaul dan dekat dengan Enang. Karenanya, kata Iyung, Enang dikenal lebih banyak bergaul di luar kampung mereka, di Ratu Jaya.
Iyung mengatakan, Enang tinggal di rumahnya bersama ibu, kakak, adik, istri, dan dua anaknya. Ayahnya meninggal tahun lalu. "Rumahnya memang ada beberapa bangunan terpisah, tapi bukan kontrakan," ujar Iyung.
Karenanya jika terjadi penyekapan dan pemerkosaan, sangat mungkin warga tidak tahu. "Atau mungkin juga warga enggak mau tahu, karena takut terbawa-bawa. Pokoknya warga malas kalau berurusan sama Enang," ujarnya.
Iyung menambahkan, sejak keluar dari LP Salemba, Enang sebenarnya sudah banyak berubah. Tidak banyak berulah seperti dulu. "Kepada saya dia bilang, lagi serius kerja di leasing," kata Iyung.
Berawal dari akik
Seperti diketahui, Dy mengaku jadi korban penyekapan seorang preman di Depok Jawa Barat selama sebulan. Wanita berusia 24 ini tak hanya nyaris dibunuh, namun juga dicabuli.
Pengalaman pahit yang dialami korban bermula dari bisnis batu akik. Kejadian ini bermula ketika Dessy berkomunikasi dengan Enang.
Singkat cerita, terjadilah kesepakatan. Keduanya pun bertemu di kawasan Ciawi Bogor. Namun bukannya diajak ke kios batu akik yang dijanjikan di Depok, korban justru dibawa masuk ke hotel di kawasan Cilodong, Depok. Di hotel itulah penyekapan bermula. Baca:
