Urban Legend

Misteri Sisa Peninggalan Harta Karun Kasultanan Banten (2)

Benteng Surosowan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko

VIVA.co.id - Sisa-sisa pondasi atau bangunan masih terlihat hingga kini di Keraton Surosowan, Keraton Kaibon, benteng Speelwijk, jembatan rente, rumah Cina abad ke-16 dan sejumlah bangunan yang berserakan di atas lahan seluas 3,5 hektare, termasuk masjid Agung Banten.

Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol

Sedangkan berbagai artefak yang menunjukkan kejayaan Kerajaan Islam Banten memang bertebaran di sejumlah tempat, termasuk berbagai jenis mata uang yang ditemukan di Sungai Ciujung oleh warga Kabupaten Lebak pada 1994.

Secara keseluruhan, artefak yang sudah ditemukan berjumlah jutaan potong, dan diperkirakan masih terpendam berbagai artefak yang menyimpan berbagai data periode keemasan Kerajaan Islam Banten.

Keraton Surosowan, kediaman para sultan Banten, dari Sultan Maulana Hasanudin pada 1552 hingga Sultan Haji yang memerintah pada 1672-1687. Bangunan itu yang nyaris rata dengan tanah, di sekelilingnya telah ditumbuhi rumput dan lumut.

Semula, bangunan keraton yang seluas hampir 4 hektare itu bernama Kedaton Pakuwan. Terbuat dari tumpukan batu bata merah dan batu karang, dengan ubin berbentuk belah ketupat berwarna merah.

Sisa bangunan yang kini masih bisa dinikmati adalah benteng setinggi 0,5-2 meter yang mengelilingi keraton dan sisa fondasi ruangan. Sisa pintu masuk utama di sisi utara kini tinggal tumpukan batu bata merah dan bongkahan batu karang yang menghitam.

Bangunan kolam persegi empat di tengah keraton merupakan pemandangan lain yang ada di dalam benteng. Menurut catatan sejarah, puing itu merupakan bekas kolam Rara Denok, pemandian para putri.

Di bagian belakang atau di sisi selatan, terlihat pula sisa bangunan berbentuk kolam menempel pada benteng. Dahulu, kolam itu digunakan sebagai pemandian pria-pria kerajaan, yang disebut Pancuran Mas.

Air yang dialirkan ke kolam Rara Denok dan Pancuran Mas berasal dari mata air Tasik Ardi, sebuah danau buatan yang berjarak sekitar 2,5 kilometer di sebelah selatan atau tepatnya barat daya keraton. Disalurkan ke keraton dengan menggunakan pipa yang terbuat dari tanah liat.

“Sebelum masuk keraton, air dari Tasik Ardi harus melalui tiga kali proses penyaringan. Bangunan penyaringan itu disebut Pangindelan Abang, Pangindelan Putih, dan Pangindelan Mas. Sistem irigasi ini dikembangkan oleh Ki Ageng Tirtayasa,” kata Ismetullah.

Selain kolam pemandian, sisa-sisa peninggalan dapat dilihat di museum situs kepurbakalaan Banten Lama yang berdiri di atas lahan seluas 10 ribu meter persegi dengan luas bangunan 778 meter.

Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI

Museum ini menyimpan koleksi peninggalan benda-benda sejarah, seperti keramik lokal dan keramik-keramik dari luar negeri di antaranya Myanmar, Vietnam, China, Jepang, dan Timur Tengah.

![vivamore="
Pria Ini Sampaikan Kemerdekaan Indonesia ke Dunia
Baca Juga :"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya