- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan, tak sulit mengumpulkan jumlah dukungan minimal 7,5 persen dari warga Jakarta untuk maju sebagai calon independen dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI tahun 2017.
"Enggak akan susah kalau mau nyalon gubernur secara independen," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 27 April 2015.
Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang pada tanggal 20 Desember 2014.
Beleid yang menjadi alas hukum dilaksanakannya Pilkada ini mengatur, bahwa seorang kandidat yang hendak maju sebagai calon independen harus memenuhi syarat memenuhi jumlah dukungan 7,5 persen dari warga daerah tempat dilaksanakannya Pilkada. Jumlah ini meningkat dari jumlah minimal dukungan sebesar 3 persen seperti yang dipersyaratkan peraturan perundang-undangan sebelumnya.
Bila melihat jumlah penduduk DKI berdasarkan hasil proyeksi BPS pada tahun 2014 yang mencapai 11,2 juta jiwa, artinya Ahok mesti mendapat dukungan dari minimal 840.000 warga DKI untuk kembali maju mencalonkan diri.
Ahok, dalam berbagai kesempatan sering kali menyatakan keinginannya untuk kembali bertarung memperebutkan kursi gubernur dalam Pilgub DKI 2017. Namun, karena telah keluar dari Partai Gerindra, kemungkinan ia akan maju sebagai calon perseorangan atau independen.
Menurut dia, bila warga DKI melihat rekam jejaknya dalam memimpin Jakarta selama ini, maka syarat dukungan minimal 7,5 persen itu akan dengan mudah ia lampaui.
"Kalau orang DKI mau, 1 juta dukungan saja bisa saya kumpulkan, enggak akan susah."
(mus)
