Disiksa Ayah dan Ibu, DN Selalu Bungkam

Istri Utomo Permono digelandang petugas setelah penggeledahan.
Sumber :
  • Zahrul Darmawan/ Depok

VIVA.co.id - Meski kerap mendapat perlakuan tak semestinya, DN bocah delapan tahun selalu berusaha menutup rapat perlakuan kedua orangtua yang memaksanya hidup menggelandang. Rasa sakit akibat pukulan dan tendangan pun ia tahan dengan penuh kesabaran walau secara kasat mata hal itu tak bisa lagi dipungkirinya.

Siti Fatimah, salah satu warga yang sangat peduli dengan kondisi DN
menyebutkan, perlakuan kasar yang dialami DN sebenarnya bukan baru ini saja terjadi. Sebelumnya, DN juga kerap mendapat perlakuan kasar namun puncaknya ya sebulan terakhir ini.

Daftar Panjang Kekerasan Anak, Ini Penyebabnya

"Empat saudara perempuannya yang juga masih di bawah umur juga mendapat perlakuan yang sama. Namun yang paling parah DN. Dia sampai disuruh tidur di luar dan jarang dikasih makan," kata Fatimah.
     
Karena tak sampai hati dengan nasib DN, Fatimah pun seringkali mengajak DN ke rumahnya. Dia memberi makan dan pakaian yang layak untuk bocah malang tersebut. Sesekali, Fatimah yang penasaran dengan apa yang terjadi, ia pun sempat mengorek keterangan dari DN.
     
"Saya tanya, kamu kenapa dipukuli? Kamu nakal ya sayang? Dia bilang, 'Enggak, Tante. Kata Papa, anak laki harus kuat. Ini cara Papa mendidik saya.' Mendengar hal itu saya mengelus dada," tuturnya saat ditemui VIVA.co.id, Jumat 15 Mei 2015.
     
Tadinya, DN sempat berterus terang dengan apa yang dialaminya selama ini. Namun belakangan, hal itu ia tutup rapat setelah warga sempat mengancam akan mengadukan orangtuanya ke polisi.
     
"Nah kalau ada luka, sekarang ini dia selalu bilang 'enggak kok, Tante. Aku
jatuh dari sepeda'. Padahal kita tahu itu lukanya enggak wajar. Bukan cuma ayah, ibunya juga suka menendang," jelasnya.

Drama Penyelamatan

Kamis 14 Mei 2015, kelima bocah malang itu pun sedikit bernafas lega ketika polisi bersama pihak KPAI dan Kementerian Sosial mendatangi mereka dan membawanya ke safety house. Saat digerebek, rumah berlantai dua yang dihuni oleh keluarga tersebut tampak berantakan.
   
Kotoran, sampah dan sisa-sisa popok anak-anak bercampur aduk dengan tumpukan pakaian yang berserakan di lantai, kursi hingga kasur. Alhasil, kondisi pengap dan berbau menyengat sangat tajam terasa ketika memasuki rumah berlantai dua itu.
     
"Sebenarnya kami lega bercampur miris juga ya setelah mereka diamankan polisi. Kami khawatir perkembangannya selanjutnya seperti apa. Di sisi lain mereka butuh orang tua. Saya mengucap syukur atas kasus ini, mudah-mudahan kita mendapat pencerahan agar tetangga-tetangga sadar dan jangan diam saja jika melihat anak telantar," tutur Fatimah.
    
Seperti diketahui, lantaran kerap disiksa dan ditelantarkan oleh orangtuanya, DN pun sering menginap di teras rumah warga hingga pos jaga. Jika lapar, sejumlah warga pun secara suka rela memberinya makan.

Kekerasan Terhadap Anak

KPAI Minta Marinir Pengeroyok Bocah Dihukum Berat

Terancam hukuman penjara 5 hingga 7 tahun

img_title
VIVA.co.id
13 Januari 2016