Polisi Beberkan Pemicu Penyerangan FBR ke MoI

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Muhammad Iqbal
Sumber :
  • VIVA/Bayu Nugraha

VIVA.co.id - Keributan di sekitar Mal of Indonesia (MoI) yang dilakukan ormas Front Betawi Rempug (FBR) diduga terkait 'jatah preman'.

Kepala Desa Dianiaya Polisi, Kantor Polsek Nyaris Dibakar

"Menurut keterangan saksi di lokasi pemicu keributan, dugaan awal ada permintaan jatah preman di situ," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Pol Muhammad Iqbal di ruangannya, Jakarta, Jumat, 29 Mei 2015.

Iqbal menjelaskan, kronologi kejadian berawal ketika 4 anggota FBR ‎berinisial IS, B, KA dan S berangkat dari pool taksi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada dini hari tadi sekitar pukul 02.00 WIB. Mereka kemudian berhenti di depan MoI dengan maksud meminta jatah preman pada pekerja reklame atau baliho.

Senapan AK-47 Bikin Kacau Acara Tinju

"Kemudian ditegur oleh sekuriti, sehingga terjadi cekcok, dan selanjutnya terjadi pemukulan," ujar Iqbal menjelaskan.

Akibat pemukulan itu, IS mengalami luka di pelipis kanan, muka bengkak, dan luka memar pada sebagian badan korban. Hal ini kemudian membuat massa FBR emosi dan menggalang massa dan mendatangi MoI untuk meminta pertanggungjawaban pihak MoI terhadap pemukulan tersebut.

Polsek Sinak Diserang, DPR Minta Jaga Perbatasan Lebih Ketat

Terkait kasus pemukulan yang dilakukan sekuriti terhadap anggota FBR, sudah dilaporkan ke Polsek Kelapa Gading. "Sudah dilaporkan ke Polsek Kelapa Gading, tapi di back up oleh Polres Jakarta Utara," ujar Iqbal.

Mengenai perusakan yang dilakukan oleh massa FBR tersebut, aparat masih dalam tahap penyelidikan dan akan meminta keterangan beberapa saksi untuk memperjelas akar masalah tersebut. "Masih diselidiki, apakah ada perusakan, kita juga belum dapat laporan dari pihak MoI  terkait perusakan tersebut."

Bantah minta jatah preman

Koordinator Lapangan FBR Jakarta Utara, Ruji, membantah pertengkaran antara anggota FBR dan sekuriti MoI terkait jatah preman. "Kita ini selalu dibilang minta jatah kalau ada keributan seperti ini," ujarnya.

Ruji menjelaskan, Jumat 29 Mei 2015 pukul 02.00 WIB empat anggota FBR berinisial IS, B, KA dan S mendatangi MoI karena ada pengelasan baliho. "Makanya ditanya ada pekerjaan apa itu. Sudah malam, dan masyarakat berhak bertanya dong apa yang dikerjakan," ujarnya.

Tapi menurut Ruji, akibat pertanyaan itu 10 security MOI berkulit hitam dan berbadan tegap jadi marah. Lalu terjadilah percekcokan, bahkan memukul anggota FBR bernama Iwan Setiawan memakai balok sampai babak belur. Salah satu anggota yang ikut dalam perkelahian tersebut, Benakditus mengatakan dirinya bersama tiga anggota FBR lainnya mendatangi MoI untuk menjalankan fungsi sosial.

"Kita menjalankan fungsi sosial, kita tanya ada pekerjaan apa di MoI," ujarnya saat dihubungi VIVA.co.id.

Akibat aksi pengeroyokan Iwan itu, siang hari sekitar pukul 14.00 WIB, massa FBR berjumlah sekitar 300 orang kembali mendatangi MoI untuk meminta pertanggungjawaban.

Saat ini, kasus ini ditangani Polres Metro Jakarta Utara. Polisi masih melakukan pemeriksaan saksi dan korban.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya