- Fajar GM
VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atau biasa disapa Ahok, bersikukuh akan melaksanakan program-program yang mungkin tidak akan disukai oleh masyarakat Jakarta.
Ahok bahkan tidak takut kalau kebijakan itu menimbulkan rakyat marah. Sebab, ia mengaku, apa yang dilakukannya adalah untuk kebaikan jangka panjang, termasuk masalah penggusuran.
"Jangan pilih saya lagi, kalau bapak ibu tidak ingin dibuat lebih nyaman," kata Ahok, saat memberi sambutan pencanangan HUT ke-488 Jakarta, di Lapangan Museum Fatahillah, Kota Tua, Jakarta Barat, Minggu 31 Mei 2015.
Ahok beralasan, banyak pejabat yang saat ingin berbuat benar, tapi ditakut-takuti oleh pimpinannya. Tapi Ahok mengatakan, tidak takut dengan ancaman-ancaman seperti itu.
"Saya bukan orang politik, saya hanya orang biasa," katanya.
Menurut Ahok, dalam mengatasi Jakarta, perlu menggunakan 'rotan' untuk memukul. Ibarat waktu kecil, kenang dia, sering dipukul dengan rotan kalau terlambat pulang.
Saat itu memang Ahok marah. Tapi setelah dewasa, dia sadar, itu cara untuk mendisiplinkan. Ahok ingin cara itu juga digunakan untuk membangun Jakarta.
"Kadang-kadang, di Jakarta kita harus gunakan rotan untuk disiplin, bukan untuk membunuh anak-anaknya," ujar Ahok.
Menurut dia, motivasi lain untuk menjadi pejabat adalah karena dirinya bukan orang yang mampu. Kalau tidak menjabat, hanya sedikit uang yang bisa ia berikan untuk membantu.
Tapi, lanjut mantan Bupati Belitung Timur ini, kalau menjadi pejabat, lebih banyak uang yang bisa digunakan untuk membantu melalui anggaran di APBD.
"Paling enak jadi pejabat," kata Ahok. (ase)