Moeldoko: Ini yang Harus Dipahami Saat Berada Daerah Konflik

Panglima TNI, Jenderal Moeldoko bersama wartawan
Sumber :
  • VIVA.co.id / Foe Peace

VIVA.co.id - Panglima TNI, Jenderal Moeldoko membuka acara pelatihan kedaruratan wartawan tahun 2015 di Daerah Latihan Kostrad Sanggabuana, Desa Mekar Buana, Kecamatan Tegal Wara, Jawa Barat, Jumat 12 Mei 2015.

Dalam sambutannya, Moeldoko menyampaikan bahwa dalam sebuah situasi pertempuran di mana hati, pikiran, perasaan menjadi hilang oleh para pelaku. Maka, yang terjadi adalah pengabaian atas hukum humaniter.

“Kalau pengabaian hukum humaniter itu berjalan, maka yang terjadi adalah sulit membedakan antara pejuang dan bukan pejuang. Kalau itu yang terjadi, maka semua dianggap sasaran, ingat itu”, kata Moeldoko.

Hanya Ada 40 Ribu Wartawan di Indonesia

Moeldoko menyampaikan, sebagai wartawan tempur yang pada akhirnya akan diterjunkan di daerah yang memiliki risiko tinggi, perlu diperkenalkan ciri-ciri operasi militer. Cirinya biasa dikenal atas tiga hal, yaitu cuaca, medan, dan musuh (Cumemo).

“Tiga ciri ini memiliki kecenderungan yang hampir sama dengan kecendrungan lingkungan strategis dan mempunyai lingkungan yang sifatnya selalu berubah, memiliki speed yang tinggi, kompleks, dan penuh dengan kejutan," tambahnya.

Panglima TNI pun mengatakan, di lingkungan daerah operasi selalu berubah, baik cuacanya, musuhnya, dan sulit untuk diprediksi, serta memiliki resiko yang tinggi.

Selain itu, di dalam daerah operasi memiliki speed yang tinggi, dan perubahannya begitu sangat cepat, baik cuaca yang tidak menentu, seperti digulung oleh awan yang pekat, dan hujan yang lebat, kemudian tiba-tiba berubah kering.

Moeldoko Ingatkan Tugas Berat Panglima TNI

Semuanya itu, harus ada penyesuaian-penyesuaian, baik penggunaan taktik, alutsista, termasuk juga penyiapan moril prajurit. Untuk itulah, wartawan yang berkesempatan hadir di acara ini diberikan kesempatan untuk melatih hal tersebut. (asp)

Ilustrasi Kekerasan Terhadap Wartawan

VIDEO: Tiga Wartawan di Lumajang Diancam Dibunuh

Mereka melaporkan pesan singkat bernada ancaman tersebut ke polisi.

img_title
VIVA.co.id
7 November 2015