Tes Kesehatan Modus Guru Paskibra Cabuli Siswi SD Cengkareng

Ilustrasi kekerasan seksual.
Sumber :
  • VIVAnews/Joseph Angkasa
VIVA.co.id
Polisi Siap Hadapi Gugatan Guru Pencabul Siswi Berjilbab
- Kasus asusila terhadap anak-anak kembali terjadi. Kali ini korbannya adalah murid-murid salah satu sekolah dasar (SD) Negeri di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat.

KPAI: Rumah Sempit dan Film Porno Picu Kekerasan Seks Anak

Dua siswi kelas V SD tersebut dicabuli oleh salah satu guru yang mengajar ekstra kurikuler pasukan pengibar bendera (Paskibra) di sekolah yang beralamat di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat tersebut.
Guru Paskibra Cabul Lakukan Kejahatan Berencana


Saat
VIVA.co.id
, mendatangi sekolah itu, Sri Suningsih, Kepala Sekolah mengungkapkan banyak cerita tentang awal terjadinya kasus pencabulan yang dilakukan guru berinisial I.


"Dia (pelaku) sudah sejak 2006 menjadi honor pembina paskibraka di sini, saya tidak terlalu mengenal karena baru satu tahun di sini" kata Sri, Selasa, 16 Juni 2015.


Sri menceritakan, awalnya ia dan guru-guru mendengar dari murid-murid bahwa pelaku I suka pegang-pegang murid perempuan. Karena itu, Sri mengumpulkan murid yang terlibat dalam ekstrakurikuler Paskibra asuhan pelaku I untuk mengungkap kebenaran dari isu sebelumnya.


"Saya kumpulin anak-anak, saya tanya pakai bahasa seperti "ayo, ada yang pernah diperiksa kesehatan gak", kata Sri.


Awalnya korban pencabulan yang mayoritas murid kelas V SD enggan mengaku. Namun beberapa saat kemudian datanglah A dan N, anak kelas V SD, mengaku kepadanya bahwa sering dipegang-pegang dan diperiksa kesehatan oleh pelaku I.


"Dibuka-buka baju, diperiksa kesehatannya, dipegang-pegang," ujar Sri menirukan aduan anak didiknya tersebut.


Setelah mendapat pengakuan itu, Sri dibantu dewan guru akhirnya memanggil pelaku I untuk ditanya perihal pengakuan korban.


Saat ia dan dewan guru mencoba bertanya, awalnya pelaku I tidak merasa curiga kenapa dipanggil, begitu dia melihat dua anak korban yang dicabulinya, barulah pelaku tertunduk dan meminta maaf.


"Saya tanya, kamu apain anak saya, dia minta maaf, karena saya sudah kesal dan bingung, saya akhirnya laporkan ke Polda" kata Sri.


Sri melaporkan perbuatan bejat I ke Polda Metro Jaya, Rabu 10 Juni 2015, pasca mendapat pengakuan dari anak-anak didiknya yang menjadi korban.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya