Kisah Bejat Sopir Angkot Perkosa Penumpang Berjilbab

Sumber :
  • VIVA.co.id/Andry Arifin
VIVA.co.id
Perkosaan di Angkot Marak, Razia Kaca Film Dimulai Lagi
- Penyidik Kepolisian Resor Metro (Polrestro) Jakarta Selatan terus mendalami kasus pemerkosaan yang dilakukan sopir angkutan kota D01 terhadap seorang penumpangnya.

Organda: Sopir D01 Pemerkosa Penumpang Bukan Binaan Kami

Dari hasil pemeriksaan yang digelar pasca penangkapan, tersangka sopir angkot pemerkosa karyawati mengakui, ia nekat memperkosa korban karena nafsu seks. Dia sudah tidak tahan menahan hawa nafsu setelah tiga bulan lamanya tidak pernah berhubungan badan.
Pulang Malam, Perempuan Diimbau Bawa Alat Pelindung Diri


Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestro Jakarta Selatan, AKP Nunu mengatakan, pengakuan tersangka DAS (21 tahun) itu, juga telah dikonfirmasikan penyidik ke istri tersangka.

"Kita sudah periksa istri tersangka hari ini di Polres Metro Jakarta Selatan, ia mengaku sudah 3 bulan tidak memberikan jatah kepada suaminya," papar Nunu, Senin 22 Juni 2015.

Nunu menjelaskan, istri tersangka mangatakan kepada penyidik, bahwa ia tak mau berhubungan intim dengan suaminya karena kesal dengan perilaku tersangka selama ini.

"Dari keterangan Istrinya, dia sengaja tidak memberikan jatah kepada suaminya lantaran kesal kepada suaminya," ujar Nunu.

Dalam proses penyidikan, penyidik akan melakukan tes kejiwaan terhadap DAS. Hal itu dilakukan mengingat adanya kejanggalan dari perilaku tersangka.

"Jika nanti jaksa memerlukan tes kejiwaan apakah ada kelainan terhadap dirinya akan kami lakukan," kata Nunu.


Kasus pemerkosaan itu terjadi pada Sabtu dini hari 20 Juni 2015. DAS nekat memperkosa penumpangnya, seorang wanita berjilbab yang merupakan karyawati toko elektronik di kawasan Mall Gandaria City, Jakarta Selatan.


DAS melakukan perbuatan bejatnya itu di dalam angkot yang dikemudikannya di sekitar jalan layang TB Simatupang, Tanjung Barat.


Korban diperkosa setelah terlebih dahulu diancam dengan menggunakan kunci roda yang ujung lancip.


Usai memperkosa korban, DAS memacu angkotnya menuju arah Pasar Rebo, lalu di tengah jalan sebelum perempatan lampu merah Condet, Jakarta Timur, korban dibuang di tepi jalan begitu saja.


Selanjutnya... Pengakuan Korban...



Pengakuan Korban


Wanita korban pemerkosaan DAS, sebut saja dengan inisial NA masih terlihat trauma saat menjalani pemeriksaan di unit PPA Polrestro Jakarta Selatan.


Meski demikian, wanita berusia 35 tahun itu masih bisa menceritakan peristiwa buruk yang baru saja ia alami.


"Saya pulang kerja dari Mall Gandaria, pukul 11 lewat (23.00 WIB), naik angkot D01 jurusan Ciputat- Kebayoran Baru,"ujarnya.


NA menuturkan, ia menumpangi angkot itu dengan duduk di bangku depan sebelah pelaku. Karena waktu itu di bangku belakang angkot tidak ada seorang pun penumpang.


Ketika angkot mulai melaju, sebelum sampai di Terminal Lebak Bulus, DAS menawarkan diri untuk mengantar sampai Fatmawati dengan alasan dia juga hendak menuju ke sana menyambangi rumah temannya. "'Yang benar, Mas?' Dijawab iya," papar NA.


Tapi setiba di kawasan Fatmawati, kejanggalan mulai muncul, DAS tidak mau menghentikan laju angkotnya. "Kalau sudah sampai Fatmawati? Saya minta turun di sini, dia bilang, 'enggak jadi'," tutur NA.


DAS memacu kendaraannya ke arah Pasar Rebo dan mengatakan akan mengantar korban hingga Pasar Rebo.


"Akhirnya, dia
ngotot  pengen
ke Pasar Rebo. Kalaupun saya sanggup saya naik taksi, saya dari tadi naik taksi. Saya nggak sanggup bayarnya," ungkap NA.


NA saat itu mengatakan bahwa dirinya hanya memiliki uang Rp25.000. Dan pelaku menyanggupi mengantar korban hingga Pasar Rebo dengan ongkos sebesar itu.


Setiba di atas jalan layang Tanjung Barat, NA berusaha minta diturunkan. Tapi, pelaku justru menghentikan angkotnya tepat dalam posisi dipepetkan ke tembok pembatas jalan sehingga korban tak bisa membuka pintu angkot itu.


"Dia sempat ketawa lagi. Saya sudah kejebak. Dia mau kencing, cuma dia nggak jadi kencing. Kemudian dia langsung nongol ke saya lagi, sambil berkata, 'Mbak kira saya orang baik? Saya orang jahat'," ujarnya.


NA menceritakan, kaca jendala angkot sudah tidak bisa karena sudah dikunci pelaku.


Pelaku lalu menodongkan kunci roda dan mengancam akan membunuh korban jika melawan.


"Jangan sakiti saya, silakan ambil HP dan barang saya. Jangan nodai saya," ungkap NA.


Tapi apa daya, DAS tak menggubris permohonan korban agar tidak memperkosanya.


"Setelah itu dia
ngotot anterin
saya sampai Pasar Rebo, tapi di Condet saya
diturunin
," katanya.


Selanjutnya.... Ditolong Sopir Taksi...




Ditolong Sopir Taksi


Dalam kondisi ketakutan, NA berlari menuju taksi yang tengah mangkal, kepada pengemudi taksi itu, ia meminta diantar ke kantor polisi untuk melaporkan apa yang telah dialami.


"Korban dikeluarkan dari angkot lalu ia berlari dan masuk ke taksi," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Wahyu Hadiningrat.


Wahyu menuturkan, setelah berada di dalam taksi, selama dalam perjalanan dari lokasi korban terakhir dibuang tersangka, korban tak henti-hentinya menangis. Korban menceritakan apa yang dialaminya kepada pengemudi taksi.


"Sopir taksi langsung membawa korban ke Polres Jakarta Selatan untuk melapor," kata Wahyu.


Mendapat laporan itu, tim reserse Polres Jakarta Selatan langsung mengejar tersangka. Hanya dalam hitungan jam, tersangka ditemukan dan diringkus.


"Tersangka kita tangkap Sabtu, 20 Juni 2015 pukul 21.30 di McDonald, Ciputat, Tangerang Selatan," jelas Wahyu. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya