- VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id - Aparat kepolisian Satuan Narkoba (Satnarkoba) Polresta Depok terus melakukan pengembangan lebih dalam usai diringkusnya A, pengusaha tahu berformalin yang melancarkan aksinya di Jakarta Timur, Bogor, dan Depok.
Kapolresta Depok, Ajun Komisaris Besar Polisi Dwiyono, mengungkapkan, dari hasil penelusuran diketahui, pelaku telah melakukan bisnis berbahaya ini sejak 2010. Rata-rata, tahu yang telah dicampur bahan pengawet formalin ini diedarkan tersangka di sejumlah pasar tradisional.
"Namun, tidak menutup kemungkinan dijual di pasar modern. Pada penyidik, tersangka mengaku meraup omzet Rp3,6 juta per hari," ujar Dwiyono.
Adapun barang bukti yang berhasil disita yakni sebanyak 36 boks berisi tahu formalin dengan jumlah 7.940 potong tahu. "Semuanya positif mengandung formalin," tuturnya.
A dibekuk sesaat setelah anggota Satnarkoba meringkus anak buahnya, yang kedapatan tengah mengedarkan tahu-tahu tersebut di Pasar Cisalak, Cimanggis Depok, dengan menggunakan mobil bak terbuka, kemarin. Setelah dilakukan pengembangan, polisi akhirnya meringkus A di pabriknya, kawasan Jakarta Timur.
"Kasus masih akan terus kami dalami. Kuat dugaan, masih ada pelaku lain di luar sana, yang sama-sama berbuat curang demi meraup keuntungan berlipat," kata Dwiyono.
Kepala Satuan Narkoba Polresta Depok, Komisaris Vivick Tjangkung, menambahkan, saat ini cukup sulit membedakan mana tahu berformalin atau bukan. Sebab, kuat dugaan, hampir sebagian besar tahu yang beredar di sejumlah pasar mengandung formalin.
"Cara membedakannya agak sulit, paling kalau untuk sekilas biasanya yang pakai formalin lebih kenyal dan tahan lama," kata Vivick.
Sementara itu, kalau yang tidak menggunakan formalin akan berlumut, tidak tahan sehari. Menurut pengakuan tersangka, beberapa temannya yang juga pengusaha tahu, banyak yang menggunakan formalin.
"Nah, ini yang sedang kami dalami," kata Vivick.
Kenali Ciri-ciri Makanan Berformalin
Ayam berformalin banyak beredar di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.
