Kisah Asmara Empat Wanita yang Berujung Bui

Jaringan Sabu Guangzhou
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin

VIVA.co.id - Aparat gabungan kepolisian Polda Metro Jaya dengan Mabes Polri meringkus empat wanita Jakarta dan dua lelaki asal Nigeria di jaringan pengedar sabu-sabu internasional 70,3 kg.

Jaringan internasional ini bermula dari hubungan asmara antara keempat wanita WNI dengan dua pria Nigeria, anak-buah DJ, WN Nigeria yang tinggal di Malaysia.

Keenam orang ini, yakni DEB (21), MR (22), OK (30), KYT (48), LY (33), dan TYS (40). MR bahkan menjalin asmara dengan dua perempuan sekaligus, yakni DEB dan LY.

"Tapi kedua perempuan itu enggak saling kenal," ujar Kasubdit III Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Arman Asmara di Polda Metro Jaya.

Haris Azhar Tolak Bergabung di Tim Investigasi Testimoni

Sementara itu, WN Nigeria OK menjalin hubungan dengan perempuan Indonesia KYT. Sedangkan TYS memiliki hubungan asmara dengan salah satu bandar, EK (DPO) yang juga merupakan warga Nigeria.

"Semuanya itu berawal dari asmara. Kemudian berkembang menjadi bisnis narkoba," kata Arman.

Menurut Arman, MR memang pria yang asyik. Dia senang bergurau, pintar bercanda dan pandai memuji wanita. Kedua perempuan itu digaet MR di klub malam. Bahkan, LY kini tengah mengandung anak dari MR. Usia kandungannya baru 3 bulan.

Sedangkan Pria Nigeria berinisial OK memacari KYT. Oleh OK, KYT dimanfaatkan sebagai penerima barang dari ekspedisi. Sehingga seluruh sabu yang dikirim untuk jaringan internasional ini selalu dialamatkan kepada KYT. Baru setelah itu disebar kepada tiga perempuan lainnya untuk diedarkan.

"OK dan MR ini sama, pacar-pacar. Mereka ini baru dipacari sekitar 7 bulan. Kalau dihitung, kelompok ini sudah sekitar 2 tahun beraksi di Indonesia. Jaringan ini memang beroperasi dengan cara ini, memakai perempuan Jakarta untuk dijadikan kurir, penerima barang, serta tempat menyimpan sabu," kata Arman.

Arman menduga mungkin sebelumnya JK dan MR sudah punya pacar lainnya yang mungkin saja sudah masuk penjara. Sementara itu, kata Arman, wanita berinisial TYS juga berpacaran dengan pria Nigeria lainnya, yakni EK yang kini masih buron.

Kini, selain memburu EK, pihak kepolisian masih memburu DJ yang diduga ketua kelompok, pemilik barang dan memiliki koneksi dengan pembuat sabu di Guangzhou, Republik Rakyat Tiongkok.

Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian, mengatakan, jaringan tersebut mengambil barang berasal dari Guangzhou, Tiongkok. Seluruh sabu tersebut ditemukan di rumah kos empat wanita tersebut yang sewanya dibayarkan oleh pacar-pacar Nigeria mereka.

Lebih lanjut, Tito mengatakan, sebanyak 27,245 kilogram ditemukan di rumah kos STY di Jalan Tebet Barat I No.5, RT 1/2, Kelurahan Tebet, Jakarta Selatan pada 16 Juni 2015.

Kemudian, 3,5 kilogram shabu ditemukan di rumah kos LY di jalan Tanah Tinggi 1 No.50E, Johar Baru, Jakarta Pusat. Berikutnya 28 kilogram shabu ditemukan di kamar kos milik LY juga di kawasan Galur, Jakarta Pusat.

DPR: Kicauan Freddy Budiman Adalah Pintu Masuk

Selanjutnya sabu seberat 10 kilogram ditemukan pula disebuah Ruko yang disewa LY yang pacar Nigerianya di Kramat, Senen, Jakarta Pusat.

"Ruko itu hanya kamuflase saja. Mereka seolah-olah berjualan tas. Tapi sabu-sabu itu ternyata disembunyikan di kotak dus besar berisi tas. Diselipkan di dalam tasnya shabu itu," kata Tito.

Sedangkan, sebanyak 1,174 kilogram sabu lainnya ditemukan di rumah kos tempat TYS tinggal di Jalan Karet Pasar Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada 19 Juni 2015.

Akibat dari perbuatan tersebut, para pelaku diancam Pasal 114 ayat (2) sub Pasal 112 ayat (2) Pasal 132 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 Tentang Narkotika dengan ancaman minimal lima tahun maksimal hukuman mati.

Penjahat narkoba

Diusulkan Tiru Filipina Perangi Narkoba, Ini Respons DPR

'Penjara kita itu mayoritas diisi terpidana narkoba.'

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016