Ini Cara Riyan Merampok, Menusuk dan Membakar Rumah

Kebakaran Jakarta
Sumber :
  • Irwandi

VIVA.co.id - Pelaku pembakar rumah dan pembunuh pembantu bernama Ariani di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Dedi Heriyan alias Riyan (38 tahun) terungkap, sudah merencanakan aksi perampokan itu jauh-jauh hari.

Perampokan berencana, terlihat dengan upaya tersangka menyiapkan senjata tajam berupa pisau yang sudah dibawa di dalam tasnya saat  mendatangi rumah majikan korban.

Bahkan, dalam penyelidikan polisi, Riyan juga telah menyiapkan jalur pelarian usai merampok.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti mengatakan, Riyan pergi ke rumah di Jalan Siaga I, RT 1/5, Kelurahan Pejaten Barat, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan pukul 06.00 WIB dari rumahnya di Citayam, Depok.

Ia berangkat menuju rumah korban dengan mengendarai sepeda motor dan tiba di rumah itu sekitar pukul 07.45 WIB.

"Pelaku dan pembantu rumah maupun dengan seisi rumah tersebut memang sudah kenal. Sebab dia dulunya pernah jadi penjaga di sebuah kos-kosan yang letaknya tak jauh dengan rumah tersebut," kata Krishna kepada wartawan dalam jumpa pers di Gedung Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kamis 25 Juni 2015.

Setelah diterima Ariani, tersangka lalu meminta masuk garasi. Di garasi itulah, kata Krishna, dia kemudian mengeluarkan pisau kecil yang dibawanya. Dengan tangan memegang pisau, tersangka menanyakan di mana majikan Ariani menyimpan uang.

Tapi Ariani tak mau menjawab. Tersangka lalu menarik Ariani ke tangga di lantai dasar rumah dan menyeret korban menuju kamar anak majikan, yakni Angga dan Dira. Tapi kedua anak itu tak ada. Kamarnya kosong.

Setelah itu, pelaku meminta kunci kamar majikan. Tapi Ariani menolak dan berteriak. Dedi kemudian menusuk perut korban sebanyak 16 kali, lalu mengikat korban dengan sarung kain sebanyak dua lilitan. Setelah itu korban digeletakkan di lantai.

Selanjutnya pelaku mencari kampak kecil, lalu menghancurkan bagian kunci pintu kamar majikan, kemudian mendobrak dengan bahunya. Di dalam kamar itulah Ia kemudian mengambil 7 ponsel, dua gelang emas, satu bros emas, iPad, dompet, serta uang dolar Amerika sebanyak 210.000 atau Rp 3 milliar. Uang dolar itu disimpan dalam sebuah koper di kamar.

"Tersangka memindahkan semua barang itu ke dalam tas yang ia bawa," kata Krishna.

Selanjutnya... Ariani Dibakar Bersama Rumah Majikannya...



Ariani Dibakar Bersama Rumah Majikannya


Selanjutnya, kata Krishna, pelaku tak lekas membakar rumah itu. Tapi, dia ke luar dari rumah dan pergi ke rumah kos tempat ia dulu pernah bekerja yang ada di dekat rumah tersebut.

Di rumah kos itulah pelaku menyimpan barang rampokannya. Pelaku yang kini bekerja sebagai petugas keamanan di Lebak Bulus itu menyimpan barang rampokannya di parkiran motor rumah kos. "Beberapa penghuni kos juga sempat bertemu sama dia (pelaku)," kata Krishna.

Usai menaruh barang rampokan, pelaku pergi membeli dua liter bensin di dekat lokasi kejadian.Ia juga membeli korek gas. Barulah, kata Krishna, pelaku kembali masuk ke rumah korban.

Dia menyiram bensin di seluruh kamar, lalu membakarnya. Pembantu yang terkapar sekarat pun Ia biarkan tetap di dalam rumah (pembantu akhirnya tewas di rumah sakit). "Pengakuannya dia membakar rumah untuk menghilangkan jejak," tutur Krishna.

Saat api membakar rumah, pelaku kembali ke parkiran rumah kos tempat ia menyimpan uang. Lalu, kemudian pergi ke rumah adiknya E yang berada dekat lokasi. "Hanya untuk menenangkan diri saja dia ke sana," kata Krishna.

Kemudian pukul 09.00 WIB, tersangka pergi ke money changer di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Tapi, ternyata tersangka tak menemukan tempat penukaran uang itu.

Akhirnya dia pergi ke money changer di daerah Kemang untuk menukarkan uang hasil curian. "Tapi money changer tak mau melakukan penukaran uang," kata Krishna. Diduga karena tersangka hendak menukarnya sekaligus atau senilai 210.000 dolar atau senilai Rp 3 Milliar. Makanya pihak money changer menolak. Pelaku juga sempat mau menukar di Bank Indonesia, tetapi lagi-lagi ditolak.

Setelah tak berhasil menukar uang, ia kembali ke rumahnya di Citayam, Depok. Dia cepat-cepat menyuruh istri dan anaknya berkemas, lalu membawa semuanya ke Bekasi, tempat saudaranya. "Dia pakai sepeda motor ke sana," kata Krishna.

Namun, kemudian pukul 20.00 WIB tersangka membawa kembali anak dan istrinya dari Bekasi ke rumah mereka di Citayam. Dia memilih lewat jalur alternatif yang sepi dan gelap menuju Citayam untuk menghindari razia.

Tersangka, istri dan anak sempat diam agak lama di rumah mereka. Tapi, tengah malam, pelaku kembali mengajak istri dan anaknya ke rumah sepupunya bernama Desy di Desa Sempu Indah No 85, RT 3/1, Kelurahan Cipayung, Depok, Jawa Barat.

Dia sampai di rumah sepupunya pukul 02.00 WIB dini hari. Baru saja terlelap, polisi meringkusnya pada pukul 02.45 WIB bersama seluruh barang bukti.

"Kami sudah ikuti terus pergerakan pelaku. Dia memang terus berpindah-pindah. Begitu dia terlihat posisinya tak bergerak lagi, baru giliran kami (polisi) yang bergerak dan meringkusnya," kata Krishna.

Dari pengakuan pelaku, sebenarnya dia hanya berencana menginap sampai sahur di rumah sepupunya. Setelah itu dia berencana kembali ke rumahnya di Citayam. Tapi, polisi keburu meringkusnya.

Peristiwa perampokan dan pembakaran rumah di Jalan Siaga I, RT 1/5, Kelurahan Pejaten Barat, Kecamatan Pasar Minggu ini terjadi pada Rabu 24 Juni 2015 pagi. Satu korban dalam peristiwa ini tewas, yakni Ariani, pembantu di rumah itu.

Heboh, Penemuan Pocong di Pasar Minggu

Pemilik Rumah diketahui bernama Yovita, mantan pegawai Bank CIMB Niaga. Dia seorang janda, suaminya sudah meninggal dan dulu pernah bekerja di Bank Indonesia.

Akibat perbuatan ini, Dede terancam pasal 339 KUHP, pasal 365 KUHP, dan pasal 187 KUHP. Ancaman hukumannya 20 tahun penjara dan maksimal hukuman mati.

Benda di duga Pocong ditemukan di Pasar Minggu.

Polisi Dalami Temuan Pocong Berisi Tulang di Jakarta Selatan

Tulang yang ditemukan diduga adalah binatang.

img_title
VIVA.co.id
14 Desember 2015