Pengembang Harus Terpanggil Bantu Publik Urus Sampah

Apartemen Kalibata City.
Sumber :
  • Kalibata City
VIVA.co.id
Prijanto Bicara Sunny, Staf Ahok yang Dicekal KPK
- Sampah selalu menjadi persoalan pelik, yang sekalipun tidak populer seperti kasus-kasus politik, tapi sangat berdampak bagi kehidupan masyarakat, terutama di kota besar seperti Jakarta.

Sempat Anjlok, Saham Podomoro Land Kembali Merangkak Naik

Data pemerintah Jakarta menyebut ada sedikitnya 6.500 ton sampah baru setiap harinya, yang semua harus dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA) Bantar Gebang.
Suap Reklamasi, Uang Siluman di Pusaran Bisnis Properti


Selama bulan suci Ramadhan, jumlah sampah pun bertambah sedikitnya 20 persen, atau menjadi 7.800 ton perhari. Hanya ada 1.100 truk untuk mengangkutnya, sebagian pun saat ini telah rusak.


Berdasarkan asalnya, lebih dari setengah atau 53 persen adalah sampah rumah tangga, sementara sisanya dari industri dan sektor lain. Peran pengembang perumahan dinilai dapat membantu.


PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) dalam pernyataan resmi, Sabtu, 27 Juni 2015, mengatakan terpanggil untuk meringankan beban masyarakat dan pemerintah Jakarta.


Sebagai pengembang hunian vertikal dan lingkungan hidup modern, APLN menyebut berinisiatif menyelenggarakan program pengelolaan sampah, sebagai bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) mereka.


Program yang mereka sebut Green Waste, itu akan dilaksanakan melalui Yayasan Agung Podomoro Land (YAPL), dengan mengajak para penghuni apartemen menyadari perlunya merubah kebiasaan dalam penanganan sampah.


Penghuni diajak memilah dan mengemas sampah sebelum dibuang. Program itu kini sudah dimulai di Podomoro City, Kalibata City, Sudirman Park, CBD Pluit dan Gading Nias Residences.


"Lebih dari sekadar upaya hidup bersih, tapi juga membentuk hidup yang harmonis, antara penghuni apartemen dan warga sekitar," kata Indra W Antono, Wakil Ketua Yayasan Agung Podomoro Land.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya