Pengemis Manfaatkan Ramadhan untuk Tingkatkan Penghasilan

Ilustrasi pengemis Jakarta
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Seorang pengemis di Jakarta berhasil mengumpulkan uang sebanyak Rp5 juta dan perhiasan emas senilai 30 juta. Ibu dan anak yang bernama Putri Handayani (45) dan Neneng (8) asal Cikamurang, Subang, Jawa Barat ini berhasil dirazia Suku Dinas Sosial Jakarta Timur.

Pengemis Berpura-pura Buntung di Bandung Ditangkap

Mereka terkena razia petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Sudin Sosial Jakarta Timur di daerah Cipinang Jakarta Timur. Ibu dan anak itu kedapatan sedang mengemis di daerah tersebut sehingga petugas langsung membawanya pada Kamis, 9 Juli 2015 kemarin.

"Ketika petugas lapangan kami mendapatinya mengemis, langsung kita jangkau dan dibawa ke Panti Sosial Bina Insan (PSBI) Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur. Ibu dan anak itu mengaku kalau uang yang mereka kumpulkan, berasal dari mengemis," kata Kepala Sudin Sosial Jakarta Timur, Marjito.

Anak Korban Sindikat Pengemis Sudah di Rumah Aman

Marjito menduga, mereka memanfaatkan momentum Ramadhan ini dengan mengemis lebih banyak. Apalagi ibu itu membawa anaknya. Tentu lebih menambah iba masyarakat sehingga bisa mendapatkan uang lebih banyak.

"Si ibu itu tentu saja secara tidak langsung memanfaatkan juga anaknya. Kan kasihan anaknya itu, panas-panasan, kena debu, dan kotor. Demi mengemis, ia perlakukan seperti itu anaknya," ujarnya menambahkan.

Ditangkap, Koordinator Anak-anak Mengemis di Blok M

Menurut dia, praktik mengemis di jalan termasuk pelanggaran terhadap Perda 8 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Dengan sangat jelas melarang memberi dan menerima di jalan. Masyarakat diharapkan ikut andil dengan tidak memberi uang kepada pengemis. Lebih baik diberikan kepada lembaga resmi yang terpercaya agar bisa tepat sasaran.

Sementara, Kepala PSBI Bangun Daya 2 Harianto mengatakan, uang mereka akan disimpan untuk sementara. Uang itu tetap akan diberikan ketika mereka selesai pembinaan di sini.

"Mereka akan diberikan pembinaan keterampilan. Di sini ada jahit, memasak, atau keterampilan lainnya. Mereka tinggal memilih mau diberikan pembinaan apa. Setelah mereka cukup diberikan pembinaan, mereka akan kita pulangkan ke daerah asal," ujar Harianto.

Hal itu dilakukan agar para pengemis itu tidak kembali ke jalan. Mereka bisa memanfaatkan hasil dari pembinaan itu untuk bekal saat kembali ke kampung. Nasib mereka bisa lebih mulia dan bermartabat dengan pekerjaan baru mereka nanti.

"Kami menghimbau kepada masyarakat agar tidak ke Jakarta jika tidak memiliki keterampilan. Karena nanti mereka akan menjadi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang akan terkena penjangkauan oleh kami. Ketika sudah terkena satu kali, kami berikan surat pernyataan agar tidak kembali jadi PMKS di Jakarta. Kalau jadi PMKS lagi, akan kita bawa ke ranah hukum dan bisa dipenjara."

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya