Kisah Sedih PRT Infal, Mulai dari Kulkas Hingga Pelecehan

Suasana penyalur jasa PRT Infal.
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan (Depok)

VIVA.co.id - Idul Fitri di depan mata, Darsinah (30 tahun) pun bertolak ke Ibu Kota. Berbekal tenaga dan modal seadanya, ia mencoba mencari peruntungan, jauh dari keluarga tercinta.

Permintaan Pembantu Infal Mulai Meningkat Jelang Lebaran

Berangkat dari sebuah desa kecil di Kabupaten Brebes, ibu satu anak ini memendam harapan besar, mengadu nasib menjadi pembantu musiman, atau yang biasa disebut pembantu infal. Darsinah pun tidak seorang diri, ada ratusan atau bahkan ribuan wanita lainnya yang bernasib sama.

Ditemui VIVA.co.id di PT Hadi Jaya, sebuah perusahaan penyalur jasa pembantu rumah tangga infal, di kawasan Pancoran Mas Depok, dengan senyum di wajah, Darsinah mengaku dirinya membawa sedikit rengekan dari anak semata wayangnya, Sulistiawati (6), yang ingin sekali memiliki lemari es (kulkas).

Teuku Ryan Balas Tudingan Body Shaming Ria Ricis: "Dia Juga Pernah Komentari Penampilan Saya!"

Inilah satu dari sekian banyak alasan kenapa ia sanggup berpisah dengan keluarga dan kampung halaman di tengah hari nan sakral tersebut. Sama seperti umat muslim lainnya, Darsinah pun tak menampik jika ia kadang merasa sedih, lantaran tidak bisa berkumpul di Hari Raya.

Namun apa daya, tuntutan ekonomilah yang membuatnya harus berpikir ekstra, membantu suaminya, Wahidin (29), yang hanya bekerja sebagai buruh serabutan dengan upah yang tentu saja sangat pas-pasan.

Drama Pernikahan Ria Ricis: Terbongkar Alasan Ibunda Teuku Ryan Sempat Tak Beri Restu

"Mau gimana lagi mas, hanya ini yang saya bisa. Kalau ditanya, ya jujur sedihlah. Apalagi harus ninggalin keluarga pas Lebaran. Tahun lalu saya juga seperti ini (jadi pembantu infal). Sedihnya pas malam takbiran," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Selanjutnya...demi Rp3 juta per bulan...

Awalnya, sang buah hati sangat berat melepas kepergiannya. Darsinah pun begitu, ia juga tak tega menitipkan anak semata wayangnya ke orangtua.

"Tapi saya bilang sama dia, nanti mama pulang bawa duit. Terus dia bilang minta dibeliin kulkas. Saya bilang, iya nanti mama beli kulkas ya sayang. Untuk sementara ini, selama sebulan, yang ngasuh neneknya," tutur Darsinah, Minggu 12 Juli 2015.

Untuk jasanya, Darsinah bisa mengantongi upah Rp3 juta per bulan. Harga untuk jasa Darsinah memang dipatok lebih besar dari jasa pembantu pada umumnya. Alasannya, tenaga profesional jasa seperti ini sangat dibutuhkan, di saat para pekerja rumahan sedang cuti Lebaran.

Tak jauh berbeda dengan Darsinah, Siti Asian (40), juga mengaku, terpaksa menjadi pembantu infal untuk membantu perekonomian keluarga.

"Kalau saya, tahun kemarin buat beli baju baru anak-anak. Sisanya buat nanem bawang. Anak saya ada tiga, suami saya petani di kampung. Ya kalau bicara sedih pastilah, siapa sih yang mau jauh dari keluarga, apalagi ini mau Lebaran. Tapi kita paksa, kuat-kuatin. Anak-anak minta baju baru, sama boneka," ucap wanita yang berasal dari Desa Karangasem, Plupuk, Sragen, tersebut.

Selanjutnya...pernah dilecehkan....

Bekerja sebagai pembantu infal di negeri sendiri dirasa jauh lebih aman ketimbang harus bekerja di negeri orang, meski bayarannya kadang tak seberapa. Setidaknya hal itu diungkapkan oleh Siti Ariani (24), wanita yang sempat bekerja di Arab Saudi.

Sama dengan profesi yang dilakoninya saat ini, di sana ia juga bertugas sebagai pembantu rumah tangga. Ia mengaku, sempat bekerja disana (Arab) selama empat tahun, sejak usianya masih remaja.

"Dulu waktu ke Arab usia saya 16 tahun. Sekarang enggak bisa ke sana lagi. Kan sudah tutup. Katanya sudah tidak ada penyaluran lagi ke sana. Waktu ke sana saya bukan dari perusahaan ini (PT Hadi Jaya). Ya adalah, di Jakarta," tuturnya.

Selama di negeri asing, Siti mengaku banyak suka duka yang harus ia jalani. Salah satu hal yang tak bisa dilupakan adalah perlakuan tak senonoh yang pernah dilakukan oleh anak majikan.

Bukan itu saja, Siti bahkan mengaku ia sempat terluka, lantaran jatuh dari lantai dua, akibat dikerjai anak majikannya tersebut.

"Yang godain umurnya 30 tahun, anak majikan saya di Arab. Kalau kita nyuci piring suka dipeluk dari belakang. Godainnya pas sepi. Saya selalu berusaha melawan. Sampai akhirnya saya enggak betah dan memilih pulang," kata wanita asal Desa Gamprit, Tegal Gandung, Brebes, tersebut.

Selain merasa lebih aman, Siti mengaku ia sengaja memilih sebagai jasa pembantu infal, lantaran tak bisa jauh dari putra satu-satunya,  Ahmad Diki Pratama (2).

Selanjutnya....banjir permintaan...

Seperti diketahui, permintaan jasa pembantu rumah tangga (PRT) infal jelang Lebaran mulai mengalami peningkatan. Di Depok, Jawa Barat, salah satu perusahaan penyalur pembantu infal bahkan mulai kebanjiran pesanan.

Dirut PT Hadi Jaya, Wuryani Hadi, bahkan menuturkan, dalam sehari pihaknya mampu menyalurkan jasa Pembantu Rumah Tangga (PRT) hingga 50 pekerja. Saking membludaknya jumlah pemesan, Hadi bahkan mengaku sudah tidak menyediakan jasa lagi di atas 13 Juli.

"Permintaan terus meningkat mendekati Lebaran nanti. Dan untuk persediaan di atas 13 Juli sudah tidak ada stok, karena sudah habis. Kami menyalurkan ke Jabodetabek, bahkan ada beberapa yang ke Batam," ucapnya.

Khusus untuk harga, jasa tenaga asisten rumah tangga infal jauh lebih mahal dibanding pembantu reguler. Hadi menilai, itu dikarenakan PRT infal bekerja lebih keras dibanding PRT reguler. Selain itu, PRT infal merupakan tenaga yang sudah berpengalaman.

"Untuk infal, saya tidak terima anak baru. Mereka rata-rata sudah berpengalaman dua tahun menjadi PRT," kata Hadi.

Tarif yang ditawarkan untuk jasa PRT infal ini bervariasi, antara Rp150 ribu hingga Rp200 ribu per hari. Sedangkan untuk baby sitter dipatok Rp200 ribu hingga Rp250 ribu per hari.

"Calon majikan harus memesan untuk 15 hari kerja. Sedangkan untuk paket masa 30 hari kerja, dipatok Rp3 juta untuk jasa PRT. Itu di luar biaya administrasi Rp1 juta. Tenaga yang kami salurkan sudah profesional, jadi memang harganya lebih mahal," ungkapnya.

PRT infal yang ada di PT Hadi Jaya berasal dari kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lebih lanjut Hadi menegaskan, untuk menjadi PRT infal, calon PRT harus mengantongi surat izin dari orang tua atau suami. Usia PRT yang disalurkan minimal 20 tahun.

"Kalau sudah sepakat, maka pemesan yang kesini. Setelah selesai masa kerja, dipulangkan lagi ke tempat ini (penampungan). Tidak bisa dilepas begitu saja," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya