Reaksi Orangtua atas 'Bangkitnya' Akun Twitter Akseyna

Orangtua Akseyna Ahad Dori diperiksa polisi.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Zahrul Darmawan

VIVA.co.id - Orang tua Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Universitas Indonesia yang tewas Maret lalu di sebuah danau, di kawasan UI Depok, tak ingin bereaksi berlebihan terkait "hidupnya" kembali akun Twitter Akseyna.

Akun Twitter Akseyna kembali aktif setelah seorang mengaku sebagai sahabat Ace (sapaan akrab Aseyna) dengan inisial R, menulis sebuah pesan singkat berisi ancaman.

Ayah Akseyna, Kolonel Sus Mardoto mengaku sudah mengetahui pesan singkat di dalam akun Twitter anaknya itu. Mardoto memilih bijak menyikapi isi pesan tersebut. Sebab, kata dia, dalam konteks teknologi informasi, semua informasi ibarat dua mata pisau, bisa berdampak baik juga buruk.

"Saya tidak tahu arahnya ke mana, arahnya baik untuk membantu penyelidikan kasus ini atau buruk, untuk pengaburan. Itu dasar yang saya gunakan," kata Mardoto dalam perbincangan bersama tvOne, Senin malam, 13 Juli 2015.

Namun demikian, Mardoto yang mengaku aktif di Twitter sejak 2008 itu baru mengetahui akun Twitter Akseyna. Selama ini, lanjut Mardoto, anaknya tidak pernah berkomunikasi dengannya melalui Twitter.

Hampir Setahun, Kasus Kematian Akseyna Masih Misteri

"Artinya, kami hanya berhubungan melalui Facebook, Whatsapp, dan sejenisnya," ucapnya.

Mardoto tak ingin berspekulasi di balik motif pesan ancaman di akun Twitter Akseyna. Karena, menurut dia, sejak kasus ini bergulir, teknologi informasi digunakan untuk menggalang opini minor, menyebarkan surat, dan men-tweet bertubi-tubi.

"Saya mesti berhati-hati, ini murni orang yang mendukung atau ada maksud lain," paparnya.

Pihak keluarga, Mardoto melanjutkan, menyerahkan pengusutan kasus ini kepada kepolisian. Dia yakin polisi segera menindaklanjuti sekecil apa pun perkembangan dalam kasus tewasnya Akseyna. "Saya yakin polda sudah tahu, polda sudah bergerak," tuturnya.

Janggal


Hingga saat ini, Mardoto tetap yakin anaknya tewas dibunuh. Karena, kejanggalan sudah muncul dari tanda-tanda kekerasan di beberapa bagian tubuh Akseyna saat diautopsi, terdapat pendarahan secara visual dua kali, bekas jeratan di leher dan benda tumpul di dahi.

Keyakinan anaknya tewas dibunuh semakin kuat dengan munculnya surat wasiat Akseyna, dilanjutkan dengan pengopinian di media sosial, hingga ada pihak yang bisa mengakses kamar Akseyna. "Tiga itu sudah janggal," kata Mardoto.

Lebih dari itu, Mardoto mengimbau kepada orang yang mengendalikan akun Twitter Akseyna, bila dia bermaksud baik, agar memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya untuk membantu penyidik, dengan mengirimkan ke email polda atau dimunculkan faktanya di Twitter.

"Kalau itu betul-betul teman Ace (sapaan Akseyna). Kalau lain, yang nggak apa-apa, ditulis aja. Mudah-mudahan bisa jadi petunjuk," kata dia.

"Saya berharap, seperti munculnya akun Akseyna, dapat petunjuk baru, bisa masuk melakukan penyelidikan, mendapat titik terang pelakunya dan bisa segera ditangkap," ujarnya.

Petugas polisi saat hendak melakukan persiapan menyelam di Danau UI, Senin 5 Oktober 2015.

Setahun Tewasnya Akseyna, Polisi Diminta Kerja Ekstra

Jika memang pembunuhan, jangan biarkan pembunuhnya bebas berkekeliaran

img_title
VIVA.co.id
26 Maret 2016