Curahan Hati Pilu Mak Ati, Sesepuh Kampung Pulo

Kampung Pulo
Sumber :
  • Anwar Sadat - VIVA.co.id

VIVA.co.id - Mak Ati (85), sesepuh warga Kampung Pulo yang sudah puluhan tahun tinggal di Kampung Pulo mengaku prihatin atas relokasi yang dilakukan pemerintah provinsi Jakata di kediamannya.

Bekas Warga Kampung Pulo: Ahok Memiskinkan Rakyat

Menurutnya sejak tinggal di Kampung Pulo sekira 60 tahun yang lalu, pemerintah tak pernah egois merelokasi dan menggusur rumah warga setempat.

"Mak sedih ya, kalau inget kenangan waktu bikin rumah itu bisa sakit, diganti ya alhamdulillah enggak diganti ya alhamdulillah juga. Jadi baru sekarang ini gubernur yang berani, dulu-dulu mah kagak ada, jadi (gubernur) sekarang warga malah enggak dihormatin, malah digusur," kata Mak Ati di kediamannya, RT 5 RW 3 Kampung Pulo Jakarta Timur, Kamis 20 Agustus 2015.

Mak Ati menceritakan tinggal di kampung Pulo sejak periode Gubernur Ali Sadikin. Menurutnya saat zaman Ali, pemerintah tidak pernah mengusik ketentraman warga Kampung Pulo.

"Dulu air di sini bersih ya, air sekarang mah enggak bisa diminum, dulu masih bersih dan banyak batu, kayak di kampung. Banjir dulu mah enggak pernah terjadi, sekarang doang baru banjir," ucapnya

Mak Ati menambahkan awal mula dia tinggal di Kampung Pulo warga memang sudah banyak, tapi tidak seramai sekarang. Menurutnya, transportasi waktu itu juga masih sangat kondusif dan tak macet.

"Mak di sini waktu masih ada trem, jadi dulu dari kota mau ke sini ya pakai itu," katanya mengenang.

Selanjutnya... Kebakaran hebat...

Ahok Ditantang Datang ke Rusunawa Jatinegara Barat

Kebakaran hebat

Pasca Banjir Kiriman, Warga Kampung Pulo Mulai Bersih-bersih

Dari pengakuannya, saat menampati wilayah Kampung Pulo, warga semula menewa kepada seorang tuan tanah bernama Haji Yusuf.

Namun sejak kebakaran hebat terjadi pada tahun 1960an,  warga lalu mematok tanah di wilayah itu dengan kesepakatan bersama dan seizin gubernur.

"Jadi dulu mak sewa tanah kepada Haji Yusuf, waktu itu dua ribu rupiah setahun. Lama-lama enggak ditarik sewa lagi, tapi mak bayar pajak terus, bayar PBB langsung," katanya.

Mak Ati menuturkan akibat relokasi yang dilakukan pemerintah saat ini, rumahnya yang dia bangun sejak lama harus dirobohkan petugas. Kendati pemerintah memberinya jatah rumah susun,i Mak Ati enggan menempatinya karena ribet.

"Mak ada dua rumah di sini, yang dapat rusun cuma rumah mak saja, rumah anak kagak dapat, rusunnya di lantai 16, ribet. Mak tinggal di sini rumah anak saja di RT 5," katanya.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Thahaja Purnama (Ahok)

Salahnya Jakarta Cuma Satu, Gubernurnya Bernama Ahok

"Jadi memang sudahlah, kadang-kadang ini salahnya Jakarta"

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016