- VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id - Aditya Revan, bocah berusia tiga tahun yang meninggal dunia akibat ditendang kawanan begal di kawasan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat, merupakan anak semata wayang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Ayah Aditya diketahui bernama Praka Budi. Ia bertugas di Komando Daerah Militer XII Tanjung Pura.
Dudung, kakek Aditya, mengatakan saat pembegalan terjadi, Praka Budi tidak mengetahuinya, karena ia sedang bertugas sebagai provost TNI di Pontianak, Kalimantan Barat.
"Aditya di bawa ke sini oleh ibunya untuk berlibur, jadi ayahnya tidak ikut," kata Dudung, Senin 24 Agustus 2015.
Praka Budi baru mengetahui peristiwa itu setelah mendapatkan kabar dari keluarganya di Depok. Atas keinginan Praka Budi, akhirnya keluarga memutuskan untuk menerbangkan jasad Aditya ke Pontianak untuk dikebumikan.
Dudung menceritakan, sebelum pembegalan itu terjadi, Aditya dan ibunya, diajak mengisi hari libur akhir pekan, Minggu 23 Agustus 2015, di kolam renang Tapos.
Baca juga:
Saat itu, Aditya menumpangi sepeda motor bersama adik ibunya, Desy. Sedangkan Ibunya, Eni menumpangi sepeda motor yang dikemudikan Dudung.
Awalnya, perjalanan keluarga ini berlangsung seperti normal. Namun ketika Dudung mengisi bahan bakar di SPBU Tapos, Desy memilih terus jalan. Di sinilah, peristiwa nahas itu bermula.
Sekitar pukul 09.00 WIB, tanpa disadari, kawanan begal yang diperkirakan berjumlah lebih dari tiga orang, memepet sepeda motor korban.
Kawanan begal itu menggunakan dua sepeda motor berbeda dengan posisi, satu sepeda motor memepat korban dan satu sepeda motor lainnya mengawal dari belakang.
"Menurut salah seorang saksi (warga), anak saya sempat teriak minta tolong. Tapi ternyata dari arah belakang ada satu motor yang menyusul lagi dan langsung menendangnya," ucap Dudung kepada VIVA.co.id di RS. Sentra Medika Depok, Senin 24 Agustus 2015.
Aditya tewas di lokasi pembegalan. Ia tewas dengan luka berat di kepala karena terbentur tembok saluran air. (ase)
Polisi Sulit Ungkap Kematian Balita Ditendang Begal Depok
"Kemudian petunjuk yang kami telusuri dari olah tkp sangat minim"
