Motor Ini Saksi Bisu Tewasnya Balita Usai Dihadang Begal

Motor dengan tempelan TNI saksi bisu begal bocah 3 tahun
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan

VIVA.co.id - Motor dengan nomor polisi B 6505 EYK, Honda Vario Hitam itu menjadi saksi bisu atas tragedi maut yang dialami Aditya Revan, bocah 3 tahun yang terpaksa meregang nyawa usai dikerjai sekelompok bandit jalanan di kawasan Tapos, Depok, Minggu pagi, 23 Agustus 2015.

Motor matik itu kini tergeletak dalam kondisi nyaris tak terbentuk pada bagian depan dan sisi sebelah kiri. Belum diketahui secara pasti apa penyebab ringseknya motor korban.

Namun sampai saat ini polisi masih meyakini, apa yang dialami Aditya, dan Desi tantenya yang sampai saat ini kritis itu adalah murni kecelakaan lalu lintas. Mereka terjatuh saat berupaya mengejar penjambret yang merampas tas berisi uang senilai Rp3 juta.

"Mungkin melajunya kencang dari tikungan, nah oleng enggak bisa menguasai kemudi. Yang dikejarnya motor Vixion katanya," ucap salah satu petugas yang ditemui di Unit Laka Lantas Polresta Depok, Selasa, 25 Agustus 2015.

Ketika VIVA.co.id mencoba ingin menggali keterangan dari Kepala Unit, petugas tadi mengatakan, sedang berisitirahat.

Suasana di kantor Unit Laka Lantas Polresta Depok ini terlihat seperti biasanya. Dua petugas tampak berada di ruang tengah sedang sibuk dengan urusannya  Sementara beberapa petugas lainnya berada di ruang kerja masing-masing.

Modus Baru Begal, Pura-pura Tersenggol Motor Korban

Selain motor korban, sejumlah barang bukti akibat kecelakaan juga berjejer di belakang dan halaman depan kantor tersebut.

Kejadian nahas ini bermula ketika Desy Muhari Yanti (22) mengajak Aditya Revan (3), sang keponakan mengisi waktu libur ke kolam renang, di kawasan Tapos Depok, Minggu pagi 23 Agustus 2015.

Selain Desy, ada Dudung (kakek korban) yang juga ikut. Namun Dudung naik motor terpisah. Sementara Eni, ibu korban ikut bersama Desy, membonceng dibangku belakang menemani buah hati yang duduk dibangku depan bersama Desy.

Awalnya perjalanan dua keluarga ini berlangsung seperti biasanya. Namun ketika Dudung mengisi bensin di SPBU Tapos, Desy memilih terus jalan. Disinilah, peristiwa nahas itu bermula.

Sekitar pukul 09.00 WIB, tanpa disadari, dua motor memepetnya dan tiba-tiba saja merampas tas Desy. Desy pun panik, namun ia tak gentar dan berupaya mengejar para pelaku sambil membonceng korban yang duduk di depannya.

"Menurut salah seorang saksi (warga) anak saya sempat teriak minta tolong. Tapi ternyata dari arah belakang ada satu motor yang menyusul lagi dan langsung menendangya," ucap Dudung ayah Desy yang juga kakek korban saat ditemui di RS. Sentra Medika Depok.

Mendapati cucu kesayangan dan anaknya terkulai lemah di pinggiran got, Dudung dan Eni pun panik. Namun nahas, nyawa Aditya sudah tak dapat tertolong lagi akibat bagian kepala depan mengalami benturan keras.

"Pas saya angkat, cucu saya sudah dingin Mas," ungkap Dudung dengan mata berkaca-kaca.

Sesaat sebelum peristiwa nahas ini terjadi, Dudung mengaku cucu kesayangannya itu sempat pamit sambil melambaikan tangan. Hanya itu ucapan terakhir yang sampai saat ini masih terngiang dibenak Dudung.

"Cucu saya berkali-kali bilang. Dadah embah, dadah embah sambil melambaikan tangan saat saya sedang mengisi bensin," kenangnya sambil menyeka air mata. Akibat ulah para pelaku, selain mengakibatkan korban tewas, pelaku juga berhasil membawa kabur uang korban senilai Rp 3 juta dan satu unit handphone.

Saat ini, jasad bocah tak berdosa tersebut telah diterbangkan ke rumah duka di Pontianak, Kalimantan Barat. Korban diketahui anak semata wayang anggota Provost Kodam 12 Tanjung Pura, Praka Budi Setiawan dan Eni Nuraini (28).

Aplikasi Partmaps Diklaim Antibegal

Aplikasi Antibegal Bikinan Mahasiswa ITS

Aplikasi itu dapat dimanfaatkan juga untuk kondisi darurat lain.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016