- ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
VIVA.co.id - Ribuan jemaah haji asal Indonesia, sudah mulai menginjakkan kaki di Kota Madinah, Arab Saudi, terutama mereka yang tergabung dalam gelombang pertama.
Berdasarkan informasi yang dihimpun VIVA.co.id di Kementerian Agama, Kamis 27 Agustus 2015, banyak jemaah haji yang mengaku puas atas fasilitas pemondokan yang disediakan.
Namun, uniknya ada juga beberapa jemaah haji yang mengaku kikuk dan kebingungan menggunakan fasilitas pemondokan seperti lift di tempat mereka menginap.
"Fasilitas pemondokan yang mereka tempati baik, cuma saya enggak biasa naik lift, jadi ya harus belajar menyesuaikan diri," ujar Daldiri, jemaah haji asal Magetan.
Hingga saat ini, sebanyak 55 pemondokan telah ditempati jemaah haji kita di Madinah. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Madinah telah menyiapkan pemondokan dengan jumlah total 92 pemondokan.
"Mulai 29 Agustus hingga 5 September, pemondokan yang kita sewa akan terisi penuh jemaah Indonesia," kata Endang Jumali, Panitia PPIH.
Endang menegaskan, dengan sistem sewa pemondokan secara blocking time yang diterapkan mulai tahun ini, maka sebelum berangkat jemaah sudah mendapat kepastian, di mana tempat mereka menginap.
Tahun sebelumnya, kata Endang, pihak jaringan pengelola pemondokan (majmuah) yang menentukan di mana jamaah akan tinggal dan baru diketahui saat jamaah tiba di Madinah dan Makkah.
"Tahun lalu ada 17 ribu jemaah yang pemondokannya berada di luar Markaziah, atau cukup jauh dari Masjid Nabawi, kalau tahun ini semuanya berada di Markaziah," ujarnya.
Sebagai konsekuensinya semua pemondokan jemaah berada di Markaziah, biaya pemondokan pun naik. Jika tahun kemarin rata-rata 550-585 riyal per jemaah, maka tahun ini jemaah harus membayar 858 riyal untuk tinggal selama sembilan hari di Madinah. (asp)
Anggota DPR Ingatkan Pemerintah Soal Dana Haji
Uang itu tak boleh digunakan sembarangan.
