- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Andriansyah (8), Siswa kelas II SD Negeri 07 Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan tewas dengan luka di kepala bagian belakang. Andriansyah meregang nyawa diduga akibat pemukulan yang diduga dilakukan oleh teman sekelas korban dengan inisial R (8).
Perwakilan Asosiasi Psikologis Forensik, (bidang pengembangan profesi dan keilmuwan) A. Kasandra Putranto mengatakan, peristiwa tewasnya Andriansyah merupakan salah satu dampak dari maraknya tayangan kekerasan di televisi di Tanah Air.
"Saat ini, dunia internet, game, sinetron, film isinya selalu menayangkan kekerasan, mengejek, memaki-maki, bully terus marah. Nah itu yang menjadi bagian perilaku dari anak indonesia, ini juga salah satu pemicu anak melakukan tindak kekerasan," kata Kasandra di Mapolres Jakarta Selatan, Sabtu sore, 19 September 2015.
Kasandra menilai, ketidakstabilan emosi merupakan hal yang wajar terhadap anak-anak. Untuk itu dibutuhkan peran serta orangtua dalam mengawasi perkembangan anak.
"Karena yang namanya anak-anak, masih dalam proses tumbuh kembang, apalagi kalau misalnya ada kebiasaan-kebiasaan atau perilaku yang mungkin disebabkan ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi. Jadi itu tugas Kita dalam mengajari nilai-nilai cinta kasih, kesabaran dan kemampuan mengendalikan emosi," ujarnya menambahkan.
Kasandra minta polisi melibatkan asosiasi psikologi forensik dalam kasus Andriyansyah untuk melakukan autopsi psikologis. Autopsi psikologis adalah melakukan semacam reka ulang terhadap kondisi psikologis terhadap korban semasa hidupnya.
"Kalau terhadap pelaku, tindakannya ada pemeriksaan psikologis, bukan autopsi psikologis."
Sebelumnya, Andriansyah, seorang siswa SDN 07 Kebayoran lama utara, tewas pada Jumat, 18 September 2015. Penyebab tewasnya Andriansyah diduga karena dipukul oleh rekannya R. Peristiwa itu terjadi pada saat lomba gambar di sekolah tersebut. Sampai saat ini polisi masih akan melakukan musyawarah guna menentukan sanksi yang tepat untuk R yang merupakan anak di bawah umur.
(mus)
