Pembunuh Minta Maaf pada Kakak Kandung Deuhdeuh

Polisi Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Tata Chubby
Sumber :
  • VIVA.co.id/Irwandi Arsyad
VIVA.co.id
Polisi Ringkus Bangor, Geng Remaja Sadis
- Prio Santoso, pembunuh Dedeuh Arfisharin, atau Tata "Chubby" tampak selalu tertunduk sepanjang mengikuti persidangannya.

Petunjuk Baru Pembunuhan Mirna dari Australia

Bahkan, saat Prio secara terbuka menyatakan permintaan maaf kepada Muhamad Iqbal, kakak kandung Dedeuh yang hadir sebagai saksi, dia juga hanya sekali menatap Iqbal, lalu kemudian tertunduk kembali.
Remaja Bantai Neneknya, Disebut Cucu Tak Diharapkan


Menurut Kuasa Hukum Prio, Deny Mahesa, Prio Santoso mengaku selalu dihadapi perasaan takut dan gelisah ketika menghadapi persidangan atas kasus yang menimpanya.


"Kalau takut itu manusiawi. Sebab, secara materiil dia bersalah. Namun, secara formil hukumnya dia dibuktikan bersalah atau tidak," kata Deny setelah mendampingi kliennya di persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin 28 September 2015.


Menurut Deny, kliennya memang mengakui kesalahan yang telah ia perbuat. Deny lantas membela Prio yang dinilainya saat kejadian pembunuhan sadis itu, Prio hanya mengalami emosi sesaat.


"Yang harus kita lihat, apakah ia mempunyai niat untuk melakukan itu (pembunuhan), unsur-unsurnya terpenuhi atau tidak. Kan bisa saja pas kejadian itu dia sedang kesal atau berpikiran tidak enak," kata dia.


Apalagi, kata Deny, kakak korban memberi kesaksian kalau Dedeuh memang temperamental, dan kerap memancing kemarahan orang.


Kasus ini berawal dari penemuan sesosok mayat di indekos Boarding House di kawasan Tebet, Jakarta Selatan pada 11 April 2015 lalu.


Dedeuh adalah pekerja seks komersial (PSK) yang menjajakan diri melalui media sosial. Dedeuh dibunuh oleh Prio seusai berhubungan badan, karena menyebut Prio bau badan.


Prio yang berprofesi sebagai guru lembaga bimbingan belajar ini membunuh dengan cara mencekik leher Dedeuh hingga kehabisan nafas. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya