- Danar Dono - VIVA.co.id
VIVA.co.id - Seribuan petani dan buruh mengepung Istana Presiden menuntut Presiden Joko Widodo untuk turun dari kursi kepresidenan.
Tuntutan itu disuarakan pengunjukrasa sebagai wujud ketidakpuasan mereka atas kinerja Presiden Jokowi soal kepemilikan lahan pertanian dan perkebunan.
"Pemerintahan Jokowi - JK telah berhasil, berhasil menyengsarakan kami para tani dan buruh," ujar seorang pengunjukrasa dalam orasinya di depan Istana Presiden Jakarta, Selasa, 29 September 2015.
Menurut para pengunjukrasa, Jokowi gagal menciptakan keadilan bagi petani dan buruh. Sebab, puluhan juta hektare lahan pertanian dan perkebunan yang seharusnya menjadi tempat mengadu nasib para petani, kini ternyata telah dikuasai oleh 25 pengusaha besar di Indonesia.
"Bayangkan, Indonesia ini punya puluhan juta hektare lahan, tapi hanya 25 orang yang menguasai, mereka saja kaum bermodal yang diuntungkan," kata koordinator aksi.
Pengunjukrasa menilai, jika Jokowi tidak bisa mengatasi masalah keadilan bagi wong cilik itu, maka sebaiknya mundur dari jabatannya.
"Jika Pak Jokowi tidak bisa melaksanakan dengan baik, kami minta Presiden mundur. Kami di sini menuntut janji Presiden di masa pemilu yang lalu," ujar pengunjukrasa.
Aksi unjukrasa ini berlangsung damai, meski demikian, ratusan petugas kepolisian tetap disiagakan beserta beberapa unit kendaraan taktis anti huru hara.
Sementara itu, akibat unjukrasa ini, ruas Jalan Medan Merdeka Selatan terganggu. Bahkan, ratusan kendaraan terjebak dalam antrean panjang karena petugas kepolisian hanya membuka satu jalur untuk dilintasi kendaraan.
Danar Dono - Jakarta
Jokowi Kirim Utusan, Petani Rembang Bongkar Semen di Kaki
Sembilan petani wanita itu menangis karena usaha mereka tidak sia-sia.
