'Anak Kami Dikembalikan oleh Sekolah dalam Bentuk Jenazah'

Ilustrasi.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id - Kasus tewasnya Gabriella Cheryl Howard (9), bocah kelas II Global Sevilla School hingga kini masih diproses polisi. Gaby tenggelam di kolam berenang sekolahnya sendiri saat sedang menjalani ujian berenang di sekolah internasional itu.

Enam Wisatawan di Pantai Parangtritis Digulung Gelombang

Orangtua Gaby saat ini tengah menggalang dukungan untuk mencari keadilan atas kasus itu, lantaran keluarga menganggap ada kelalaian pihak sekolah atas kematian anak mereka.

Ayah kandung Gaby, Asip, mengatakan, mereka sudah mengadu kepada Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, dan Komnas Perlindungan Anak.

Keluarga meminta agar pemerintah DKI dan KPAI, serta Komnas PA mendorong Polres Jakarta Barat agar segera mengusut kasus ini, mengingat kematian Gaby sudah sebulan lebih belum ditentukan penyebab pastinya.

"Kami ingin tahu siapa yang bertanggung jawab atas kematian putri kami. Atas nama keadian anak-anak bangsa Indonesia, kami akan terus berjuang mencari keadilan bagi putri kami. Kami menitipkan Gaby ke sekolah bukan untuk menggadaikan nyawanya," kata Asip kepada VIVA.co.id, Senin, 19 Oktober 2015.

Asip menjelaskan, ia menyekolahkan Gaby di sekolah internasional itu dengan harapan anaknya dapat fasih berbahasa Inggris. Ia berusaha menempatkan anaknya itu di sekolah yang baik, untuk memperoleh pendidikan yang baik.

Satu Santri Lagi Tenggelam di Parangtritis Ditemukan Tewas

"Namun mengapa sekolah yang telah kami berikan kepercayaan penuh untuk mendidik dan menjaga anak kami, namun pihak sekolah mengembalikan kepada kami dalam bentuk jenazah," kata dia.

Menurutnya, kejadian ini harus dibuka tabirnya agar menjadi pelajaran bagi sekolah-sekolah lain, khususnya sekolah swasta berlabel internasional agar menjalan prosedur belajar mengajar dengan baik dan bertanggung jawab.

Berdasarkan cerita teman-teman, Gaby meninggal karena menolong teman dekatnya yang tidak bisa berenang dan hampir tenggelam. Temannya selamat, namun Gaby tenggelam karena tidak terpantau guru dan dugaan pengawasan yang lemah, di mana 15 murid hanya diawasi satu guru olahraga yang bukan guru spesialis renang.

"Kami menduga ada kesalahan prosedur pertolongan pertama pada Gaby. Kami ingin meneruskan semangat anak kami yang gemar menolong. Ia pernah mendapat award Helpfullness dan Obedient dari sekolah. Untuk itu kami meminta dukungan dari Gubernur dan tokoh-tokoh nasional untuk keadilan anak-anak bangsa ini, semoga pemerintah bertindak tegas," ujarnya.

Disuruh Lompat, Bocah Tak Bisa Berenang Ini Menghilang
Jenazah korban jatuh dari Jembatan Cinta Pulau Tidung

Jembatan Cinta Pulau Tidung Makan Korban

Ibu rumah tangga itu terjatuh dan terbentur di bagian kepala.

img_title
VIVA.co.id
2 Agustus 2016