Kronologi Penangkapan Pelaku Penculikan Mahasiswi UI

Penculik mahasiswi UI
Sumber :
  • VIVA.co.id / Foe Peace

VIVA.co.id - Fairuz, ayah dari Safira Permatasari (20), mahasiswi Universitas Indonesia (UI) yang diculik mengatakan, pertama kali dirinya mengetahui kalau anaknya diculik saat dia sedang berkomunikasi dengan anaknya melalui percakapan telepon. Saat sedang berbicara via telepon, tiba-tiba saja sambungan telepon tersebut diputus.

Saat dirinya hendak menghubungi anaknya, telepon genggamnya tidak dapat dihubungi. Tak lama, Fairuz menerima pesan pendek dari telepon milik anaknya. Isinya, bila dia ingin melihat dalam keadaan hidup harus menyerahkan uang 1 juta dolar.

Habib Mahasiswa UI Ditemukan dalam Kondisi Linglung

"Tak lama setelah berkomunikasi setengah jam putus, saya dapatkan sms kalau mau melihat anak saya tetap hidup, serahkan uang tebusan senilai 1 juta dolar Amerika. Kalau tidak, anak saya akan dibunuh," katanya di Mapolres Jakarta Selatan, Selasa, 20 Oktober 2015.

Mendengar ancaman tersebut, Fairuz langsung melapor ke Polres Jakarta Selatan. Polisi yang mendapat laporan tersebut segera meminta Fairuz untuk mengikuti kemauan pelaku untuk menyerahkan uang tebusan. Tapi polisi memintanya untuk menyerahkan uang tebusan tersebut sungguh- sungguh.

Dia diminta mengulur waktu penyerahan uang tebusan tersebut. Bersamaan itu, polisi menyiapkan cara untuk menyelamatkan korban dan meringkus para pelakunya. "Kita ulur waktu. Kita koordinasi ke lokasi penyerahan uang. Tapi, saat di TKP pertama di kafe Batavia, kita diminta pindah ke salah satu hotel. Sambil berinteraksi dengan pelaku, saya pun dikawal polisi dan polisi berhasil mendeteksi pelaku. Mereka lalu ditangkap," ujarnya menjelaskan.

Polisi Buru Penculik Mahasiswi UI yang Buron

Tapi Fairuz terkejut ketika melihat wajah salah satu pelaku penculikan anaknya, karena ia mengenal orang tersebut yang bernama Hadi. Ia diduga menjadi dalang di balik penculikan anaknya tersebut. "Salah satu ada yang saya kenal. Sebab pelaku melakukan penculikan saya tidak tahu. Safira tidak pernah ada masalah dengan siapapun. Salah satu pelaku yang saya kenal pun tidak ada masalah dengan keluarga."

Seperti diketahui, sebelum hilang, mahasiswi jurusan Teknik Arsitektur Interior angkatan 2014 itu, terakhir kali diketahui pergi dengan menumpang taksi dari kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Senin 19 Oktober 2015.

Penculik Mahasiswi UI Pernah Coba Culik Adik Korban

Kabar hilangnya Safira sudah diinfokan pada pihak rektorat pada Senin, 19 Oktober 2015. Kendati demikian, pihak kampus tak ingin gegabah. UI menghormati upaya yang dilakukan orangtua yang sudah berkoordinasi dengan polisi.

(mus)

Mahasiswa UI

Sebelum Hilang, Mahasiswa UI Ini Sempat Ambil Uang di ATM

Orangtua sudah melaporkan kasus orang hilang ini ke polisi.

img_title
VIVA.co.id
18 Januari 2016