- Reuters/Beawiharta
VIVA.co.id - Usai penghadangan sejumlah truk sampah DKI Jakarta di wilayah Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat oleh warga, ternyata membuat resah para sopir truk tersebut.
Bahkan, akibat hal itu, banyak dari sebagai sopir kini lebih banyak mengikuti aturan yang berlaku sesuai jam mereka melintas menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
Dari pantauan VIVA.co.id, Jumat 6 November 2015, truk sampah DKI Jakarta, ternyata masih melintas di jalur yang mestinya dilarang untuk dilintasi.
Baca juga:
Bahkan, banyak juga truk sampah yang menyamar dengan menggunakan truk warna hijau, atau truk yang menyerupai truk tanah.
Sejumlah sopir truk sampah DKI Jakarta lainnya di lokasi, nampak menghindar saat ditanya, terkait jalur yang digunakan olehnya untuk menuju TPST.
"Lewat situ, lewat Bekasilah," ujar sejumlah sopir lain, sambil berlalu menuju warung.
Menurut keterangan Dedi (35), salah satu sopir truk sampah di TPST Bantargebang, jika beberapa hari ini dia mengantar sampah pada dini hari, setelah informasi yang diberikan kepadanya, usai penghadangan sejumlah truk sampah di wilayah Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Baca juga:
"Saya baru jadi sopir, Mas. Ikutin sopir yang lama saja. Jadi, kalau suruh mengantar sampah, kapan juga, ya harus berangkat," kata Dedi, Jumat 6 November 2015.
Menurut pria yang mengaku baru sebulan kerja sebagai sopir truk DKI Jakarta ini, sejak terjadi penghadangan, ia dan sopir lainnya mengantar sampah baru pada pukul 21.00 WIB sampai pukul 04.00 WIB.
"Sejak ada penghadangan, sopir disuruh kirim sampah malam. Saya sendiri, tadi berangkat dari Jakarta jam 03.00 pagi dan sampai 04.30, karena harus mengantre," kata dia.
Dedi mengaku sempat tidur dulu, sebelum menunggu giliran truknya membuang muatannya di lokasi. "Tadi sampai saya tidur dulu, karena antre," kata sopir truk sampah yang berasal dari Jakarta Barat ini.
Baca juga:
(asp)
Ahok: Wali Kota Bekasi 'Berotot'
Walikota Bekasi menjamin tidak ada lagi masalah soal truk sampah.
