- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Pencurian bahan bakar minyak (BBM) jenis solar non industri di wilayah objek vital nasional depo Pertamina Digul di Tanjung Priok ternyata sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
"Seorang tersangka sudah aktif mencuri BBM sejak tahun 2009," ujar kasat reskrim AKP Victor Inkiriwang, Selasa 29 Desember 2015.
Pencurian itu terus berlangsung karena ada rasa ketakutan dari pihak Pertamina dan pemilik tongkang atas ancaman para pencuri.
Pertamina dan pemilik tongkang memilih bungkam karena takut preman yang membekingi pencurian BBM itu melakukan perusakan terhadap kapal dan objek vital Pertamina.
"Alat dan sistem penyaluran bahan bakar dari tongkang ke depo itu sangat kompleks dan mahal, nilainya dapat mencapai ratusan miliar, sehingga mereka takut aset berharga mereka dirusak oleh kelompok preman tersebut," ujar Victor.
Hasil curian oleh para komplotan pencuri itu dijual kepada nelayan di wilayah Muara Baru dan sekitarnya dengan harga lebih murah.
"Harga aslinya perliter Rp6900, mereka menjual kisaran Rp5000 sampai Rp6000 kepada nelayan nelayan," katanya memaparkan.