Kaleidoskop 2015

Rumah Ditembok & Polisi Tampar Driver Gojek Heboh di Medsos

rumah ditembok
Sumber :
  • Irwandi Arsyad - VIVA.co.id

VIVA.co.id - Media sosial saat ini sudah banyak digunakan masyarakat. Media sosial juga bisa membuat suatu kejadian menjadi sesuatu yang fenomenal dan dilihat masyarakat.

Segera, Bisa Blokir Iklan Pengganggu di Facebook

Sepanjang tahun 2015, banyak peristiwa yang menjadi perhatian karena heboh di media sosial. Berikut lima peristiwa menghebohkan media sosial yang ada di Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang yang menjadi pemberitaan menarik di media massa dan masyarakat.

1. Beras plastik

Fenomena beras plastik marak diperbincangkan pada pertengahan Mei 2015 lalu. Ketika itu, penjual bubur di Bekasi, Jawa Barat, yakni Dewi Septiani mengunggah foto olahan berasnya ke akun Instagram dan Facebook-nya.

Tindakan ini sempat membuat heboh dan meresahkan berbagai kalangan masyarakat. Bahkan sejumlah pihak, seperti Laboratorium Forensik Polri, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Kementerian Perdagangan, serta Kementerian Pertanian menguji kadar plastik dalam beras itu.

Kasus ini, tak hanya beredar di Indonesia, namun telah merambah ke Vietnam dan India. Beras palsu ini pun sempat dikabarkan masuk ke Singapura, namun hal itu dibantah oleh pemerintahnya.

Pihak kepolisian pun menghentikan proses penyidikan dugaan beras plastik yang dilaporkan pada Mei 2015 lalu. Dari hasil pemeriksaan berbagai laboratorium, polisi tak menemukan unsur plastik dari sampel beras.

2. Ibu cakar polisi

Seorang ibu diberhentikan oleh polisi lalu lintas akibat mengendarai mobil sambil memainkan telepon genggam di depan Mal of Indonesia.

Saat ditilang, ibu dengan inisial HC (45) itu ternyata juga mengendarai mobil tanpa dilengkapi Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

Namun, saat akan ditilang HC malah mencaci maki Brigadir Rustam, polisi yang menilangnya. Tak hanya itu,  HC juga mencakar yang menyebabkan muka Rustam sebelah kanan terluka.

Akibat kejadian ini, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian menginstruksikan penangkapan terhadap pelaku pencakaran polisi lalu lintas. Kejadian itu akhirnya dilaporkan Rustam ke Polsek Kelapa Dua.

3. Polisi pungli di Bundaran HI

Seorang netizen mengunggah video  berjudul "Kopaja Setor ke Polisi di Bunderan HI" di YouTube. Pada video itu tampak kernet kopaja menaruh sesuatu di dekat pos polisi Bunderan Hotel Indonesia. Video itu pun lantas menjadi ramai diperbincangkan masyarakat di media sosial dan media.

Menurut Simis (50), sopir kopaja 19, dirinya lebih memilih memutar di Bunderan HI daripada harus lanjut ke Tanah Abang karena alasan mengejar setoran.

Sehingga, Simin dan mayoritas sopir kopaja 19 lainnya lebih memilih memberikan setoran sebesar Rp15 ribu kepada polisi agar bisa memutar.

Akibat temuan itu, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Risyapudin langsung memerintahkan Kepala Satuan Penegakan Pengaturan Ditlantas Polda Metro Jaya untuk melakukan penyidikan. Yang kemudian kasus tersebut diproses melalui Divisi Profesi dan Pengamanan Polda Metro Jaya.

4. Polisi marah di Bus TransJakarta

Kejadian ini cukup menyita perhatian dan menghebohkan masyarakat. Video berjudul "Polisi Tilang Sopir TransJakarta" diunggah di Facebook oleh Krisnandiar Zainal pada 24 Maret 2015.

Dalam video berdurasi satu menit 30 detik itu terlihat seorang anggota polisi menghentikan sebuah bus TransJakarta kemudian memasuki bus tersebut dan memarahi supir yang mengemudikan bus tersebut.

Berdasarkan keterangan yang tertera di deskripsi video, diketahui polisi yang bersangkutan menahan Surat Izin Mengemudi (SIM) milik supir bus.

Masih berdasarkan keterangan di deskripsi video, para penumpang bus disebut meneriaki polisi karena diketahui, pihak yang salah adalah pengendara sepeda motor itu yang memasuki jalur busway.

Kepala Subdit Keamanan dan Keselamatan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya saat itu, Ajun Komisaris Besar Polisi Irvan Satya langsung melakukan investigasi terkait video tersebut. Dari hasil penyidikan ternyata tindakan itu dilakukan oleh polisi dengan inisial, Brigadir M.

Brigadir M merupakan anggota Satuan Penegakan dan Pengaturan (Gatur) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Dia dianggap bersalah karena mengucapkan kata-kata keras dan kasar serta mengatakan kalimat, "Saya petugas dan saya berhak".

5. Rumah di Bintaro ditembok warga


Rumah seorang warga yang tinggal di Perumahan Bukit Mas Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, ditutup tembok oleh warga sekitar pada Minggu, 1 November 2015.

Rumah itu dianggap menyalahi aturan karena menghadap ke arah perumahan. Padahal, bukan bagian dari perumahan.

Masalah ini menjadi besar dan membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memerintahkan Wali Kota Jakarta Selatan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Berdasarkan keputusan Wali Kota, rumah Denny diminta tidak menghadap ke arah perumahan. Tembok yang dibangun warga pun diputuskan tidak dibongkar.

6. Polisi hina pengendara


Setelah beredar video di laman Youtube polisi memarahi supir bus Transjakarta yang menjadi bahan pembicaraan, kali ini ada lagi petugas kepolisian yang ramai dibicarakan publik di jejaring sosial Facebook. seorang pengendara mengeluhkan oknum petugas yang bertindak sewenang-wenang dan memposting melalui akun Facebooknya.

Adalah akun Facebook milik Huandra Limanau yang mengunggah pengalaman buruknya ketika berhadapan dengan polisi. Dalam catatan tertanggal 25 Maret tersebut, Huandra menulis kisah polisi rasis. Dia merasa telah diperlakukan tidak adil oleh polisi yang diketahui bernama Hardiyanto.

Dari enam foto yang diunggah Huandra, terlihat polisi berpangkat brigadir tersebut menggunakan kacamata hitam dan mengenakan helm ketika bertugas di jalan. Meski tidak tertulis lokasi sebenarnya, insiden itu dari foto lokasi kejadian berada di Jakarta.

"Inilah polisi rasis, maki saya cina! Surat tilang tidak dijelaskan SIM ditahan, form biru dikosongkan. Nama petugas juga tidak diisi, SIM harus diambil dimana tidak ada info. Saya dipaksa tanda tangan, saya tolak form coklat saja dilempar ke saya," ujar status Huandra.

"Saya uber nama petugas dan form biru, dipukul dan dimaki cina oleh polisi ini, Hardiyanto. Itulah indahnya Indonesia. Mau taat peraturan malah dipersulit, dipukul dan dicaci." lanjut Huandra.

Status Huandra tersebut ramai menjadi pembicaraan di dunia maya. Hingga kini, tidak kurang 4.053 akun yang sudah membagikan pengalaman buruk itu dan banyak yang berkomentar.

7. Polisi tampar pengemudi Gojek

Para pemerhati media sosial ramai dikarenakan adanya sebuah video berdurasi tujuh detik yang menunjukkan pemukulan atas seorang driver Gojek oleh seorang polisi. Petugas itu diketahui sebagai anggota Subdit Penegakkan Hukum (Gakkum) dari Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Mohammad Iqbal, mengungkapkan, peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu, 7 November 2015 di wilayah Jakarta Selatan, tepatnya di perempatan Gaplek Pamulang.

Saat itu Gojek melintas iring-iringan sebanyak tujuh motor dari arah Pamulang ke arah Parung. Salah satu dari mereka tidak menyalakan lampu utama sesuai yang diamanatkan UU Lalu Lintas No 22 tahun 2009 pasal 293 ayat (2) jo pasal 107 (2), yaitu tentang menyalakan lampu siang hari.

Ratusan Driver Gojek Sweeping Ojek Pangkalan di Margonda

Kemudian, pengendara Gojek ditilang oleh polisi. Pengendara yang ditilang menerima dengan baik tindakan polisi atas pelanggaran yang dilakukannya.

Mendapatkan makian yang tidak pantas, petugas yang bersangkutan tidak terima, sehingga melakukan tindakan seperti yang terlihat dalam video itu.

Kasus ini pun akhirnya usai setelah perwakilan Gojek dan Ditlantas Polda Metro Jaya mengadakan pertemuan. Keduanya yaitu pengemudi Gojek dan sang Polisi berdamai.

Facebook

Zuckerberg: Kuartal Ini Bagus Berkat Video

Ada Facebook Live dan Instagram Stories.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016