Sulitnya Proses Evakuasi Baliho yang Roboh di Tendean

Baliho yang roboh di Tendean, Jakarta Selatan.
Sumber :
  • Lilis Khalisotussurur/VIVA.co.id

VIVA.co.id - Sebuah baliho berukuran besar roboh di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Jumat 1 Januari 2016 pukul 09.00 WIB. Akibatnya, aktivitas lalu lintas pun terhenti.

Baliho Roboh di Tendean, 47 Instalasi Multimedia Terganggu

Jalan ditutup, sehingga tidak ada kendaraan yang bisa melintas. Baliho ini roboh di sekitar proyek pembangunan jalan layang Kapten Tendean-Blok M-Cileduk, atau dikenal dengan nama paket Santa.

Baliho tersebut menutupi hampir seluruh ruas jalan yang menuju ke arah Mampang. Sementara sisi jalan ke arah blok M terhalang pipa baliho dengan ketebalan 30 hingga 50 sentimeter.

Baliho di Jalan Tendean Roboh, Ini Penyebabnya

Kepala Regu Pemadam Kebakaran (Damkar) 41 Jakarta Selatan, Dwi Prayitno, mengatakan, begitu mendapatkan kabar adanya baliho roboh, dua petugas langsung mendatangi tempat kejadian untuk mengamati kondisi.

"Ternyata kondisi cukup berat, jadi kami memanggil Sudin Damkar 1 di Lebak Bulus, baru meluncur ke TKP. Kami kirim tiga unit mobil damkar dengan 15 personel," ujar Dwi pada VIVA.co.id di lokasi kejadian.

Reklame di Tendean Roboh, Tutup Jalan Arah Mampang

Dwi menambahkan, dari beratnya kondisi evakuasi baliho yang roboh, setidaknya ia membutuhkan sejumlah alat tambahan, seperti cutter spreader atau alat potong besi.

Adapun peralatan yang sudah tersedia saat ini adalah dua set cutter hidrolik dan dua set cutter portabel, serta dua cutter edge. Semuanya merupakan alat potong besi. Tersedia pula alat pemadam kebakaran ringan.

"Jadi, kami akan singkirkan sisa-sisa reklame. Kontraktor yang memotong pipa utama. Tapi, sebelum kita bergerak, kita minta bantuan PLN, supaya tidak ada aliran listrik yang masuk ke baliho," kata Dwi.

Proses evakuasi baliho sendiri sudah dimulai sejak pukul 10.00 WIB. Evakuasi diawali dengan memotong kerangka besi baliho tempat menempelkan spanduk. Lalu, dilanjutkan dengan memotong pipa utama baliho, yang merupakan tiang pancang utama baliho.

"Tadi pukul 12 istirahat. Dari 15 personel, kerja kami bergantian. Jadi, yang bekerja pertama tujuh sampai delapan orang, lalu bergantian. Yang sudah bekerja, bisa istirahat, sebelum bekerja lagi," jelas Dwi.

Saat evakuasi, tim damkar tak sendirian. Mereka dibantu oleh tenaga konstruksi, petugas PLN dan petugas Telkom. Sebab, baliho ini juga ikut merobohkan sejumlah tiang listrik dan tiang telepon.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya