VIVA.co.id - Tim Buru Sergap (Buser) Polresta Depok meringkus sekelompok preman usai melakukan penyanderaan dan dugaan pemerasan terhadap beberapa karyawan perusahaan Xerindo.
Kejadian bermula ketika Fatahilah (salah satu korban) dan beberapa rekannya hendak memasang alat BTS di Tower yang ada di Kalimulya, Cilodong, Depok, Kamis, 10 Maret 2016.
Di saat bersamaan, sekelompok orang tak dikenal datang dan langsung menghalang-halangi dengan dalih meminta uang kopensasi sebesar Rp7 juta. Korban tidak bisa menyanggupi lantara harus menunggu persetujuan dari perusahaan.
"Karena belum ada keputusan dari perusahaan, korban bersama ketiga temannya tidak diperbolehkan pulang dan menunggu di mobil, " kata Kasat Reskrim Polresta Depok, Komisaris Polisi Teguh Nugroho, Kamis, 10 Maret 2016.
Selang beberapa jam kemudian, para pelaku makan di Warteg tak jauh dari lokasi kejadian. Setelah puas makan mereka tidak mau membayar dan bon makan sebesar Rp156 ribu diserahkan ke korban.
"Kemudian salah satu pelaku, bernama Iwan menarik paksa tangan Fatahilah (korban) menuju warteg dan disuruh membayar bon tersebut dan diancam oleh para pelaku tidak bisa pulang sebelum membayar bon tersebut. Selanjutnya korban bersama teman-temannya patungan untuk membayar warteg. Di saat itulah kami tindak," ujar Teguh.
Sejumlah tim buser yang dikerahkan dengan pakaian preman berhasil meringkus para pelaku setelah mendapat laporan dari korban. Mereka yang dibekuk masing-masing, Iwan Setiawan (48), Suryono (51), Nur Cholid (49) dan Atin Supriatin (44).
"Mereka ini diketahui sebagai oknum ormas. Atas perbuatannya, mereka kami jerat dengan ancaman pemerasan (368 KUHP). Kasusnya akan terus kami tindaklanjuti untuk mencari apakah ada tersangka lain atau tidak. Yang jelas ini merupakan bentuk ketegasan kami memberantas aksi premanisme," tegas Kasat Reskrim Depok ini.
(mus)
Kali Ciliwung Depok Heboh Lagi Temuan Mayat
Penemuan mayat terjadi di Cimanggis.
