Mantan Kapolda Metro Jaya: Ahok Galak tapi Unik

Komjen Tito Karnavian
Sumber :
  • Fajar GM/VIVA
VIVA.co.id - Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian resmi menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) untuk menggantikan Komisaris Jenderal Polisi Saud Usman Nasution. Tito pun menyerahkan jabatan Kapolda Metro Jaya kepada Inspektur Jenderal Polisi Moechgiyarto, yang sebelumnya menjabat Kapolda Jawa Barat.
Ini Lokasi Posko Makanan, Minuman dan Medis untuk Pendemo
 
Dalam masa jabatan sebagai Kapolda Metro Jaya selama sembilan bulan, Tito menyebut banyak kenangan dan momen yang tak terlupakan. Di antaranya, semangat kekeluargaan dalam bekerja. Dia bekerja dengan tim yang terdiri dari junior dan senior di Kepolisian tetapi semua bekerja secara profesional.
Kendaraan yang Lintasi Medan Merdeka Mulai Dialihkan
 
“Wakapolda adalah senior saya tapi dia memiliki hubungan yang membimbing dengan kami yang junior, termasuk tidak menempatkan dirinya sebagai senior kepada saya," kata Tito dalam acara pisah sambut Kapolda Metro Jaya di Jakarta pada Senin, 21 Maret 2016.
Massa Demo dari Bekasi dan Tangerang Mulai Berdatangan
 
Dia mengenang semangat kekeluargaan, misalnya, saat rapat informal maupun formal. Semua berbicara seolah tanpa ada batas kepangkatan maupun hubungan senior-junor. “Itu yang membuat saya kuat dan juga ada staf-staf yang tangguh," katanya.
 
Tito pun berterima kasih kepada seluruh staf Polda Metro Jaya dan Kapolres. Mereka menjalankan tugas dengan baik dan profesional meski banyak keterbatasan.
 
Selaim itu, Tito juga berterima kasih kepada Pangdam Jaya, Mayjen Teddy Lhaksmana, dan Gubernur DKI Jakarta Basuki, Tjahaja Purnama alias Ahok. Dia memberikan catatan khusus tentang Ahok yang, menurutnya, galak tetapi konsisten bekerja demi kebaikan warga Jakarta.
 
"Beliau (Ahok) terlihat galak, tapi kalau menurut saya, beliau pribadi yang unik. Beliau sangat konsisten antara apa yang diinginkan, ucapan dan perbuatan," ujarnya.
 
Dia mencontohkan upaya penertiban atau penggusuran kawasan lokalisasi prostitusi Kalijodo. Menurutnya, jika Gubernur tidak konsisten dan tegas, penertiban Kalijodo tidak akan terjadi.
 
“Kalau Gubernur tidak konsisten dan maju mundur, saya juga akan ikutin, karena saya bisa bersihkan protostuti tapi setelah itu Kalijodo mau diapain. Nah, Pak Gubernur punya konsep, dan karena konsep itu, kita menuju konsep beliau. Itulah konsistensi yang membuat kami kuat," katanya.
 
Polda Metro Jaya, Tito menambahkan, telah banyak dibantu Pemprov DKI Jakarta, yaitu pembangunan lapangan parkir senilai Rp80 miliar, pembangunan pos polisi dan pos polisi air.
 
"Beliau paham kita butuh kesejahteraan. Saya kira, banyak sekali yang diberikan beliau kepada Polda Metro selama sembilan bulan. Saya yakin selama masa jabatan beliau, beliau masih kasih yang lain lagi," katanya.
 
Dia mengenang khusus dua kasus hukum yang ditangani Polda Metro Jaya selama menjabat Kapolda, yakni peristiwa peledakan bom di kawasan Jalan MH Thamrin dan penertiban lokalisasi Kalijodo. Kasus bom Thamrin diselesaikan dengan baik dan bahkan dalam waktu yang tidak lama.
 
"Lalu yang tidak terlupakan juga, ya, masalah Kalijodo. Kalau saya nanti ke Bandara (Soekarno-Hatta) atau pulang dan lihat Kalijodo, saya pasti ingat Pak Ahok dan Pak Pangdam," katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya