Kala Warga Pasar Gembrong Salat Tarawih di Atas JPO

Suasana salat warga Pasar Gembrong di atas JPO
Sumber :
  • Anwar Sadat/ VIVA.co.id

VIVA.co.id – Deru suara mesin dan klakson kendaraan santer terdengar di kawasan Pasar Gembrong Jakarta Timur. Lalu lintas memang selalu padat di Jalan Basuki Rahmat yang menjadi salah satu akses ke Bekasi, terutama pada saat jam pulang kerja masyarakat.

Polisi Ganteng Ajak Penggemarnya Hibur Anak Pejuang Kanker

Kebetulan, pada Ramadan ini, jam pulang kerja berbarengan dengan waktu umat Islam menunaikan salat Tarawih. Alhasil, kebisingan suara lalu lintas ikut mengiringi kumandang doa imam, saat memimpin jemaah di Musala Miftahul Jannah, Jalan Basuki Rahmat, Pasar Gembrong, Jakarta Timur.

Lokasi musala yang berada tepat di pinggir jalan raya, memaksa para jemaah beradaptasi dengan suara lalu lintas. Terutama jemaah yang membuat saf di atas Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pasar Gembrong, jika jemaah membludak dan tak tertampung musala, seperti yang terjadi malam ini, Kamis malam, 9 Juni 2016.

Inilah Alumni Ramadan Terbaik di Mata Allah SWT

Laki-laki dan perempuan, baik anak-anak sampai dewasa terlihat berbaris rapi di atas JPO, mengikuti salat Tarawih di Musala Miftahul Jannah. Salah satu jemaah adalah Chaidir (31), pria yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang.

Chaidir bersama jemaah lainnya terpaksa salat di JPO itu, karena musala dua lantai yang dibangun pada 1970 ini, hanya memiliki luas sekitar 112 meter persegi, dan diperkirakan maksimal menampung 300 jamaah. Sedangkan saat salat Tarawih, terutama ada awal puasa, jamaah yang menunaikan salat sangat banyak hingga membludak.

Cerita Petugas PLN Tetap Bekerja saat Lebaran

Hasilnya, para warga terpaksa salat menggunakan bahu jalan, dan sisanya di atas JPO. Mereka membentuk satu saf dengan beralaskan karton dan sajadah. Meski begitu, suasana tersebut tak mengurangi rasa khusyuk jemaah.

http://media.viva.co.id/thumbs2/2016/06/09/57598296366db-suasana-salat-warga-pasar-gembrong-di-atas-jpo_663_382.jpg

Tarawih di JPO seperti ini bukan hal yang aneh bagi Chaidir yang merupakan warga setempat. Menurutya, pemandangan ini menjadi sebuah kebiasaan setiap Ramadan. "Sudah biasa, jadi mau di JPO atau di mana pun kita jalani saja dengan khusyuk. Enggak masalah mau klakson atau ada orang geber-geber motor juga," kata Chaidir.

Chaidir menambahkan, dalam masalah salat dan perbuatan baik, yang terpenting adalah niat. "Walaupun kita bersujud di atas JPO, selagi ikhlas dan niatnya karena Allah, insya Allah akan tetap khusyuk," jelas Chaidir.

Salah seorang warga lainnya, Yudha (55), mengatakan salat di JPO sudah berjalan sejak sekitar 2000-an. Sejak itu, masyarakat jadi terbiasa memilih salat dengan cara demikian, dan menjadi semacam budaya lokal warga sekitar Pasar Gembrong.  "Ini memang sudah lama, sampai sudah kayak jadi tradisi," jelas Yudha.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya