Apes, Tak Jadi Mudik Gara-gara Beli Tiket Kereta dari Calo

Kepala Keamanan Stasiun Pasar Senen, Santoso (kiri), Kartono (kanan) dan Heri (tengah), di kantor Keamanan Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu, 2 Juli 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rebecca Reifi Georgina

VIVA.co.id – Sungguh malang nasib Kartono. Salah seorang calon penumpang yang sedianya mudik ke Madiun, Jawa Timur, untuk bertemu istri dan anaknya pada Lebaran nanti, harus menelan pil pahit karena tidak bisa pulang kampung.

24 Ribu Pemudik ke Luar Ibu Kota dari Stasiun Pasar Senen

Pasalnya, ia tertangkap oleh petugas keamanan Stasiun Pasar Senen membeli tiket Kereta Api Brantas tujuan Madiun dari oknum calo. Saat ini, Kartono justru harus menjalani pemeriksaan di kantor keamanan Stasiun Pasar Senen.

Menurut Kepala Keamanan Stasiun Pasar Senen, Santoso, harga tiket Kereta Api Brantas yang dijual oleh oknum calo seharga Rp400 ribu. Sementara, harga asli tiket hanyalah Rp86 ribu.

Ribuan Pemudik Mulai Keluar Ibu Kota dari Gambir dan Senen

Tiket tersebut dijual oknum bernama Heri kepada Kartono dan melengkapinya dengan KTP palsu.

"Saya menargetkan untuk bersih-bersih dan cari bukti kasus calo seperti ini. Kalau sampai ketahuan dari boarding, kami tekankan untuk gunakan KTP baru. Yang bersangkutan ketahuan dan kita minta tunjukkan oknum calonya baru kita tangkap," kata Santoso, di kantor keamanan Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu, 2 Juli 2016.

Daftar Kereta Tambahan Mudik Lebaran 2018

Ratman, anggota Polsuska Pamtib Stasiun Pasar Senen, menjelaskan oknum calo membuat KTP palsu tersebut di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat. Sehingga, dengan demikian, kasus ini akan segera ditindaklanjuti ke Polsek Kemayoran.

"KTP pelaku asal Surabaya hilang. Dia pakai KTP palsu untuk melakukan penipuan. Namanya Raden Bambang Erik. Tapi itu bukan nama aslinya. Heri adalah nama sebenarnya," kata Ratman.

Sementara itu, Kartono mengaku dirinya terpaksa dan rela membayar tiket mahal dari calo karena kepepet. Kartono putus asa setelah tak berhasil mendapatkan tiket kereta untuk kembali ke kampung halamannya.

"Mau ketemu anak istri. Saya pikir tiketnya asli. Mau buru-buru pulang jadi rela bayar Rp 400 ribu. Saya bingung awalnya kenapa lain (KTP). Kata dia (Heri) tidak apa-apa jadi saya coba masuk stasiun. Lalu, akhirnya ketahuan pas di pemeriksaan kedua," ujar Kartono.

Ia menjelaskan, baru kali ini dirinya nekad membeli tiket dari calo hingga berani menggunakan KTP palsu. Sebelumnya, kata dia, saya selalu beli tiket lewat Indomaret atau online.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya